Ada sekitar 2,4 juta anak di Indonesia kehilangan kesempatan mendapatkan PIP.
Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Andreas Pareira mengatakan, masih banyak sekolah-sekolah yang belum menikmati Program Indonesia Pintar (PIP) lantaran minimnya pemahaman dalam menggunakan teknologi informasi.
Berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), ada sekitar 2,4 juta anak di Indonesia yang kehilangan kesempatan untuk mendapatkan PIP. Selain itu, sekitar Rp2,8 triliun dana PIP tidak tepat sasaran.
"Ketika saya berdialog dengan guru-guru sekolah di dapil saya, kebanyakan kepala sekolah tidak memahami persis dan tidak tahu persis soal meng-apply untuk memperoleh PIP. Dan ketika mereka memperoleh PIP pun mereka tidak tahu secara persis," kata Andreas dalam rapat dengan pejabat Eselon I Kemendikbud Ristek di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (30/8).
PIP merupakan bantuan berupa uang tunai, perluasan akses, dan kesempatan belajar dari pemerintah yang diberikan kepada peserta didik yang berasal dari keluarga miskin. Bantuan ini ditujukan untuk membantu anak-anak usia sekolah dari keluarga miskin atau rentan miskin agar tetap mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat pendidikan menengah. Program Indonesia Pintar 2021 untuk pelajar SD, SMP, SMA, dan SMK.
Andreas menyebut, banyak kepala sekolah, khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang mengeluhkan hal tersebut lantaran operator sekolah minim tanggung jawab untuk mengisi data terkait penerimaan PIP.