Anies dinilai berbahaya bagi PDI-P dalam jangka panjang.
Sempat diisukan bakal menurunkan surat rekomendasi untuk Anies Baswedan, PDI-Perjuangan malah mengusung Pramono Anung di Pilgub DKI Jakarta. Pramono diduetkan dengan Rano Karno, sesama kader PDI-P. Keduanya telah resmi didaftarkan sebagai pasangan cagub dan cawagub DKI Jakarta ke KPU.
Di Pilgub DKI, pasangan Pramono-Rano bakal berhadapan dengan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana. RK-Suswono diusung semua parpol anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM), sedangkan Dharma-Kun lolos dari jalur perseorangan.
Direktur Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul mengaku kaget dengan langkah PDI-P mengusung Pramono-Rano. Ia terutama mempertanyakan alasan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menempatkan Pramono sebagai cagub.
Dari sisi elektabilitas, nama Pramono tidak pernah beredar di bursa kandidat. Padahal, PDI-P juga masih punya tokoh sekaliber Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang cukup populer di DKI. Bahkan, Rano Karno jauh lebih populer ketimbang Pramono yang kini menjabat sebagai Sekretaris Kabinet.
“PDI-P harusnya realistis dengan putusan MK (Mahkamah Konstitusi) yang memberikan angin segar. Dengan ada kesempatan, kenapa menunjuk Pramono Anung? Harusnya, untuk melawan dominasi KIM, kenapa enggak keluarkan Ahok-Rano? Peluang menang, ya, 50:50 ini jadinya,” katanya kepada Alinea.id, Rabu (28/8).