Jika dilihat dari gelagatnya, partai yang tergabung dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf lebih condong tidak mau menerima tambahan partai baru.
Sejumlah partai politik pendukung paslon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin menolak masuknya beberapa partai politik pendukung Prabowo-Sandi untuk gabung dalam Koalisi Indonesia Kerja jilid II. Beberapa partai koalisi Jokowi-Ma'ruf masih mempertimbangkan adanya kemungkinan tersebut.
Anggota Fraksi Partai Golkar, Misbakhun, mengatakan Golkar yang tergabung dalam partai koalisi Joko Widodo-Ma'ruf Amin akan mendukung apa pun keputusan Jokowi jika hendak menerima partai baru di dalam koalisinya. Namun, ia meminta agar tak seluruhnya masuk dalam koalisi.
“Kalau kemudian (PAN dan Gerindra) ingin bergabung, keputusan sepenuhnya ada di Pak Jokowi, dan beliau yang akan menentukan. Kita hanya peserta koalisi,” kata Misbakhun saat ditemui Alinea.id di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/7).
Senada dengan Misbakhun, Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani, sepakat Jokowi hanya merangkul satu partai oposisi. “Kalau pun ingin bertambah ya satu partai saja supaya check and balance-nya di parlemen itu suaranya masih nyaring. Ini kalau dari sisi PPP, ya" kata Arsul.
Arsul menilai, pembicaraan mengenai gabungnya partai oposisi perlu dibicarakan lebih lanjut dengan semua partai koalisi. Pasalnya, keputusan adanya penambahan partai baru atau tidak harus diambil secara mufakat.