Rocky Gerung mengatakan, perayaan kemerdekaan bukan seremonial belaka, harus melahirkan rasa keadilan.
Pengamat politik Rocky Gerung menilai pemerintah sengaja menggunakan isu rasialisme untuk mempertahankan kekuasaan. Hal ini diungkap Rocky menanggapi sikap aparat diduga melarang organisasi masyarakat (ormas) Laskar Merah Putih (LMP) membentangkan atau mengibarkan bendera merah putih di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, Selasa (17/8) kemarin.
"Inti dari kemerdekaan Indonesia adalah social justice, itu yang enggak terlihat. Bahkan ditutup-tutupi di jembatan PIK (Pantai Indah Kapuk) kemarin. Ada sekelompok tokoh, namanya Laskar Merah Putih mau pasang bendera di PIK, dihalangi, enggak boleh," kata Rocky dalam dalam orasinya di acara peringatan setahun berdirinya organisasi Koalisi Aksi Masyarakat Indonesia (KAMI), disiarkan, Rabu (18/8).
Menurut Rocky, apa yang dilakukan LMP berangkat dari suatu keinginan bahwa persatuan disimbolkan oleh warna merah putih. Lebih dari itu, organisasi LMP yang juga diisi oleh tokoh-tokoh Tionghoa memasang bendera di PIK, karena dianggap daerah itu bukan bagian dari Indonesia.
Namun, sambungnya, apa yang terjadi di PIK kemarin memperlihatkan fakta jika pemerintah sebenarnya menggunakan isu rasialisme untuk mengendalikan masyarakat. Rocky mengatakan, hal ini berangkat dari fakta bahwa tidak semua orang Tionghoa merupakan golongan elite atau pemilik modal.
"Tak jauh dari PIK, namanya China Benteng, yang betul-betul priyayi. Terlihat bahwa negara mengeksploitasi pemodal China, sekelompok, sambil, setelah dia kuras, dipalak begitu, tapi isu rasial tetap dipertahankan," ujarnya.