Politik

SMRC vs Indikator Politik: Kenapa hasil survei kerap bertolak belakang?

Perlu ada lembaga pengawas independen yang bertugas mengawasi kinerja lembaga survei sehingga tak memicu kontroversi.

Rabu, 20 November 2024 12:04

Hasil survei elektabilitas paslon di Pilkada Serentak 2024 kembali memicu polemik. Kali ini, perbedaan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dan Indikator Politik Indonesia yang merekam elektabiltias kandidat di Pilgub Jateng 2024 disoroti. 

Dalam survei teranyarnya, SMRC "menjagokan" pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (Andika-Hendi), sedangkan Indikator mengunggulkan Ahmad Luthfi-Taj Yasin (Luthfi-Yasin). Meski begitu, elektabilitas kedua paslon di masing-masing survei tidak terpaut jauh. 

Melibatkan 3.500 responden, survei Indikator digelar pada 7-13 November 2024. Sigi Indikator menemukan tingkat keterpilihan Luthfi-Yasin sebesar 47,19%, sedangkan Andika-Hendi meraup 43,46%. Namun, masih ada 9,35% responden yang tak menjawab atau belum menentukan pilihan.

Adapun survei  SMRC dilakoni pada 7-12 November 2024. Hasilnya, Andika-Hendi unggul tipis dengan elektabilitas sebesar 50,4%. Luthfi-Yasin mengoleksi 47%. Sebanyak 2,6% responden tak menjawab atau belum menentukan pilihan. 

Analis politik dari Universitas Diponegoro (Undip) Fitriyah melihat perbedaan hasil survei antara SMRC dan Indikator Politik masih relatif wajar karena selisih tingkat keterpilihan para paslon masih di rentang margin of error atau batas galat. 

Kudus Purnomo Wahidin Reporter
Christian D Simbolon Editor

Tag Terkait

Berita Terkait