TikTok digunakan partai politik sebagai media merangkul generasi milenial dan gen Z. PKS, PPP, Golkar menguasai platform tersebut.
Rahman, 26 tahun, mengaku kerap melihat akun TikTok yang terkait politikus dan partai politik, seperti akun pendukung Anies Baswedan, PDI-P, PKS, Partai Gelora, dan Ganjar Pranowo. Namun, ia tak pernah menganggap serius konten-konten politik karena menurutnya, hanya memoles citra belaka.
Meski begitu, Rahman mengaku, hingga kini konten-konten TikTok aktor politik belum memengaruhi pilihan politiknya. “Sampai sekarang belum menentukan pilihan,” ujarnya kepada Alinea.id, Sabtu (14/1).
Nurlailad Baderiyah atau akrab disapa Ila, 28 tahun, juga mengaku beberapa kali melihat konten politik di TikTok. Konten yang ia lihat sudah for your page (FYP)—video rekomendasi yang disesuaikan dengan ketertarikan pengguna—sehingga muncul di berandanya. Kebanyakan konten politik yang dilihatnya berunsur black campaign.
“Ada orang yang memihak salah satu pihak, terus kayak nyinyir-nyinyir (pihak lain),” ujarnya, Sabtu (14/1).
Selain konten berunsur kampanye gelap, Ila juga pernah melihat konten TikTok yang terkesan mengenalkan tokoh yang menjadi kandidat kuat calon presiden atau capres.