Keraguan Demokrat terhadap koalisi 02 ini karena Demokrat terkesan dirugikan.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menulis surat dari Singapura pada Sabtu (6/4) kepada petinggi Partai Demokrat (PD). SBY mengkritik konsep kampanye akbar Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Gelora Bung Karno kemarin (7/4) tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif.
Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai kritik tersebut sekedar gimik politik semata. Pangi menilai kalimat SBY dalam surat tersebut justru membingungkan.
"Kalau soal ekslusif saya pikir juga masih bisa diperdebatkan dan kurang nyambung narasi dalam surat tersebut. Sebab perwakilan tokoh lintas agama hadir dalam kampanye akbar Prabowo-Sandi. Semua perwakilan partai koalisi juga hadir," kata Pangi kepada Alinea.id pada Senin (8/4).
Pangi juga mengkritik balik persoalan menggemanya kalimat takbir atau tidak ada dangdutan dalam kampanye tersebut. Menurut Pangi kampanye paslon nomor urut 02 tersebut, tidak bisa dikatakan kampanye kaum radikal atau intoleran yang tidak melindungi hak minoritas.
"Soal inklusif dan sebagainya itu, silahkan SBY menilai. Saya melihat beragam yang datang, namun memang mayoritas umat Islam. Mestinya ada orasi tokoh lintas agama," ucap Pangi.