Elektabilitas pasangan Khofifah dan Emil Dardak dikabarkan merosot pada Maret lalu. Mereka disalip rival terberatnya, Gus Ipul-Puti.
Hasil survei Charta Politika Indonesia mengenai pilkada Jawa Timur yang dirilis Rabu (21/3) menunjukkan penurunan elektabilitas paslon Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak. Pada Januari, elektabilitasnya masih berkisar di angka 41,5%, namun pada Maret 2018 terjun ke angka 38,1%. Sementara elektabilitas pesaing mereka, paslon Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno pada Januari sebesar 42,6% sedang Maret meningkat jadi 44,8%.
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya menjelaskan, dalam pertanyaan sepesifik mengenai calon gubernur yang dipilih dalam hajatan pilkada Jawa Timur, mayoritas responden mengaku pilih Gus Ipul. Paslon tersebut menuai suara 44,8%, sedang Khofifah-Indar hanya mengantongi 38,1%. Sisanya sebanyak 17,1% responden masih menjadi swing voters.
Jika dilihat secara geografis dan kultural, secara umum paslon Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno unggul di empat wilayah yaitu Arek 46,1%, Tapal Kuda 42,5%, Mataraman 45,8%, dan Madura 43,9%. Sedangkan pasangan Khofifah-Emil unggul di wilayah Mataram Pesisir sekitar 50,8%.
Naiknya elektabilitas Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno tak lepas dari pemilih fanatik Jokowi yang kompak melabuhkan suara pada pasangan itu. Hasil survei menunjukkan pemilih pasangan tersebut berjumlah 51,3%. Sementara kubu pendukung Prabowo mengalami pembelahan suara pada dua paslon.
Mengacu pada popularitas calon gubernur (cagub), Khofifah dan Gus Ipul terkunci rapat. Politisi PKB tersebut sudah mencapai titik tertinggi popularitas sebesar 92,9%, sedangkan Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul dikenal oleh 91,7% responden.