Tingginya kesadaran terhadap isu perubahan iklim terjadi pada anak muda lintas profesi.
Isu perubahan iklim kini tidak lagi menjadi konsumsi sebagian elite politik dunia, tetapi semakin penting secara elektoral. Misalnya, dalam kasus kemenangan Joe Biden di Amerika Serikat yang menganggarkan dana besar untuk mengatasi perubahan iklim. Lalu, kenaikan signifikan perolehan suara Partai Hijau di Jerman. Bahkan, mencetak sejarah dan mampu menentukan koalisi untuk membentuk pemerintahan di Jerman.
Terkait isu perubahan iklim di Indonesia, Indikator Politik Indonesia dan Yayasan Indonesia Cerah menggelar survei pada rentang 9 hingga 16 September 2021. Hasilnya, 82% responden berusia 17-35 tahun sadar isu perubahan iklim. Menariknya, generasi Z (17-26 tahun) lebih sadar (85%) daripada generasi milenial (27-35 tahun) sebanyak 79%.
“Jadi, semakin muda, semakin tahu isu-isu begini,” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam diskusi virtual, Rabu (27/10).
Menurutnya, anak-anak muda memang lebih peduli isu perubahan iklim daripada generasi baby boomer kelahiran 1946-1964. Ia mengungkapkan, 78% responden menganggap perubahan iklim adalah perubahan besar pada alam. Lalu, 10% responden menjawab perubahan iklim terkait bencana alam.
“Enggak ada tuh yang menjawab perubahan iklim adalah berita yang tidak benar, hoaks,” ucapnya.
Dari segi gender, anak muda perempuan (85%) lebih sadar perubahan iklim daripada anak muda laki-laki (78,9%). Tingkat kesadaran terhadap isu perubahan iklim sejalan dengan pendidikan dan pendapatan mereka.