Suara Khofifah-Emil dalam lima bulan terakhir naik karena mencontek strategi kampanye Jokowi-Ahok pada Pilkada Jakarta.
Pengamat politik sekaligus CEO Initiative Institute Airlangga Pribadi Kusman menyebut ada tiga faktor yang menyebabkan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Estianto Dardak unggul di Pilkada Jatim 2018. Kusman menyebut bahwa tren suara atas pasangan Khofifah Emil naik dalam lima bulan terakhir.
"Sementara perolehan suara Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarnoputri tertahan," kata Kusman pada Kamis (28/6) seperti di Antara.
Hasil penghitungan cepat Pilkada Jatim yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei pada Rabu (27/6), lanjut dia, menunjukkan kemenangan pasangan Khofifah-Emil atas Gus Ipul-Puti dengan kisaran angka 53% banding 46%.
Dosen Departemen Politik Universitas Airlangga ini menyebut ada tiga hal yang menjadi faktor kemenangan dari pasangan Khofifah-Emil atas Gus Ipul-Puti. Pertama, strategi populisme elektoral yang dijalankan oleh Khofifah dan Emil dimana mereka langsung menyentuh lapisan terbawah dari pemilih menjadi strategi utama yang dilakukan oleh pasangan ini.
Hasilnya, hubungan dan identifikasi politik antara Khofifah-Emil dengan pemilih jadi bersifat langsung. Kata Kusman, strategi ini mencontek strategi kemenangan pasangan Gubernur Jakarta Jokowi-Ahok pada 2012 lalu.