Badai kembali melanda Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Setelah Pemilu 2014, Suryadharma Ali terciduk, kini Romahurmuzy juga dicokok KPK.
Badai kembali melanda Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Setelah Pemilu 2014, Suryadharma Ali terciduk, kini Romahurmuzy juga dicokok KPK.
Fungsionaris partai berlambang kakbah itu langsung bergerak dengan mengukuhkan pelaksana tugas Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP menggantikan Romahurmuzy. Pengukuhan dilakukan melalui Forum Musyawarah Kerja Nasional (Muskernas).
Plt. Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa menegaskan, PPP bukan partai yang tersentral pada satu sosok tertentu. Sebagai organisasi politik modern, Suharso menilai PPP punya mekanisme yang baik untuk menyelesaikan masalah-masalah internal partai. Itu bukti kedewasaan PPP sebagai partai yang punya sejarah panjang.
"PPP itu partai modern. Partai yang memiliki semua instrumen sebagai sebuah organisasi politik yang dengan cepat dan sigap menyelesaikan dinamika politik," kata Suharso di Hotel Seruni, Cisarua, Jawa Barat, Rabu (20/3).
Suharso juga mengimbau semua elemen partai untuk berpadu menghadapi pemilu yang akan digelar kurang dari 30 hari lagi. Imbauan itu juga ditujukan pada PPP kubu Djan Faridz yang kerap menyatakan sebagai partai PPP versi Muktamar Jakarta.