Pemerintah kembali menerapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di wilayah aglomerasi Jabodetabek, Yogyakarta, Bali, hingga Bandung Raya. Penerapan PPKM Level 3 menurut Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah akan berdampak negatif pada konsumsi dan investasi.
Dia menjelaskan PPKM Level 3 artinya aktivitas dan mobilitas masyarakat semakin diperketat sehingga akan mempengaruhi kondisi perekonomian.
"Konsumsi dan investasi akan terdampak negatif. Confidence masyarakat khususnya kelompok menengah atas yang saat ini belum sepenuhnya pulih akan kembali turun," papar Piter kepada Alinea.id, Selasa (08/2).
Menurutnya pertumbuhan konsumsi dan investasi akan terbatasi, sehingga akan mengerem pertumbuhan ekonomi. Harapannya adalah gelombang ketiga ini berlangsung singkat.
"Maksimum dua bulan. Februari puncak, Maret mereda. April sudah kembali landai dan perekonomian bisa bangkit," harapnya.
Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan dampak ekonomi akan tergantung dari respons pemerintah. Jika PPKM Level 3 diperluas maka kunjungan mal, restoran, dan perhotelan akan turun signifikan.
"Harapannya responsnya tepat, di satu sisi tidak menimbulkan kepanikan tapi di sisi yang lain vaksinasi dan pengetatan prokes memang mendesak," ucapnya.
Bhima menyebut komunikasi juga menjadi hal yang penting sehingga masyarakat dan pelaku usaha memandang varian Omicron ini patut diwaspadai. Sementara untuk efek ekonomi diharapkan tidak sampai menimbulkan PPKM level 4.
"Karena dapat menurunkan kepercayaan konsumen untuk berbelanja, menghambat akses logistik antar daerah hingga meningkatkan jumlah pengangguran lagi. Jika perkantoran kembali work from home (WFH) maka bisa dipastikan mal, transportasi, restoran dan pelaku usaha kecil akan mati suri lagi," paparnya.