close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Sebesar 1,1% dari total sampel takjil yang beredar saat bulan puasa atau Ramadan mengandung bahan berbahaya. Dokumentasi BPOM
icon caption
Sebesar 1,1% dari total sampel takjil yang beredar saat bulan puasa atau Ramadan mengandung bahan berbahaya. Dokumentasi BPOM
Bisnis
Senin, 17 April 2023 12:54

1,1% dari sampel takjil mengandung bahan berbahaya

Temuan pada 2023 menurun 7,3% dibandingkan tahun lalu.
swipe

Sebanyak 1,1% dari total 8.600 sampel takjil di berbagai daerah yang diuji Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan. Temuan ini lebih rendah daripada tahun 2022.

"Kami memperluas cakupan pengawasan makanan dan minuman takjil. Hasilnya, temuan takjil turun 7,3% dari periode yang sama pada tahun lalu," kata Kepala BPOM, Penny K. Lukito, dalam telekonferensi pers di Jakarta, Senin (17/4).

Salah satu kandungan berbahaya di dalam takjil tersebut adalah formalin. BPOM pun menyia pangan tersebut untuk selanjutnya dimusnahkan.

Penny berpendapat, turunnya temuan kasus takjil dengan bahan berbahaya karena masyarakat mulai selektif. Dia pun mendorong seluruh pihak melakukan diseminasi tentang masalah ini.

"Karena itu, intensitas komunikasi dan edukasi  terus dikembangkan bersama pihak pemda (pemerintah daerah), tokoh masyarakat, dan edukasi kepada masyarakat bagaimana memilih produk yang baik," tuturnya.

BPOM juga mengajak publik agar mewaspadai kandungan bahan baku garam, gula, dan lemak berlebih lantaran berisiko memicu penyakit serius. "Aspek gula dan lemak tidak bisa dirasakan langsung."

Adapun konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih berpotensi memicu diabetes, jantung, kanker, hingga ginjal pada kemudian hari.

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan