Kementerian Perindustrian secara aktif mempromosikan berbagai produk unggulan industri nasional dari berbagai sektor di ajang pameran tingkat internasional di Dubai Expo 2021.
Di Paviliun Indonesia menampilkan beragam produk industri kecil dan menengah (IKM) yang kompetitif dan inovatif. Sebanyak 16 pelaku IKM mendapatkan fasilitas untuk ikut serta dalam pameran bergengsi tersebut.
Mereka adalah para peserta program peningkatan kapasitas yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian (IKMA) Kemenperin.
"Para pelaku IKM ini berasal dari sektor fesyen, aksesoris, kosmetik, makanan dan minuman, serta pelaku start up yang menyediakan solusi teknologi bagi IKM. Produk yang ditampilkan sebagian besar memiliki sertifikat halal dan berstandar internasional," ujar Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita melalui situs resmi Kemenperin, Senin (1/11).
Adanya produk IKM asal Indonesia ini, Reni berharap, para pengunjung dari berbagai negara bisa mendapatkan informasi dan pengalaman tentang produk Indonesia yang berkualitas.
"Kami optimistis, akan ada investor potensial yang tertarik untuk kerja sama dengan pelaku IKM kita melalui forum bisnis yang telah disiapkan," ungkap Reni.
Menurutnya, Indonesia memiliki peluang besar untuk pengembangan industri fesyen muslim karena mayoritas penduduknya adalah muslim dan total konsumsi domestik fesyen muslim telah mencapai US$ 6 miliar.
"Kondisi membuat Indonesia berhasil menjadi negara ketiga terbaik dalam mengembangkan industri fesyen muslim, setelah Uni Emirat Arab dan Turki," kata Reni.
Lebih lanjut, selama ini IKM telah berperan besar dalam membangkitkan kembali produktivitas sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT), meskipun di tengah hantaman dampak ekonomi global khususnya pandemi Covid-19.
Pada kuartal II tahun 2021, industri TPT masih tumbuh positif sebesar 4,54%. Bahkan, total nilai ekspor TPT telah menembus US$ 6,93 miliar sepanjang Januari-Juli 2021.
"IKM kita mampu memproduksi berbagai produk fesyen yang inovatif dari beragam bahan baku dan material, warna, teknik pembuatan, hingga desain yang menarik, seperti yang ditampilkan di pameran Expo 2020 Dubai ini," ucap Reni.
Tak hanya sektor fesyen muslim, Reni dan Kemenperin juga terus mendukung pengembangan IKM kosmetik yang berdaya saing global. Dari total 760 industri kosmetik di Indonesia, 95% merupakan sektorIKM.
Artinya, IKM kosmetik punya peran besar dalam berkontribusi pada perekonomian nasional. "Kami juga mendorong kerja sama industri kosmetik skala besar bermitra dengan industri antara dan pengemasan. Kerja sama ini dapat membantu IKM yang memproduksi barang setengah jadi, seperti minyak atsiri, menjadi produk akhir yang dapat dikonsumsi masyarakat," tandasnya.