close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Dua anak Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep justru mendukung e-commerce Bukalapak. / Facebook
icon caption
Dua anak Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep justru mendukung e-commerce Bukalapak. / Facebook
Bisnis
Sabtu, 16 Februari 2019 06:07

2 Anak Jokowi justru dukung Bukalapak

Dua anak Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep justru mendukung e-commerce Bukalapak setelah ramai #uninstalbukalapak
swipe

Dua anak Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep justru mendukung e-commerce Bukalapak.

Dukungan Gibran kepada Bukalapak disampaikan melalui akun twitter miliknya @Chilli_pari saat ada trending topic hashtag #uninstallbukalapak. Chilli Pari adalah perusahaan catering milik putra sulung Jokowi.

"Saya pikir #uninstallbukalapak itu berlebihan (dan norak). Pelaku UMKM seperti saya sangat terbantu dengan adanya @bukalapak. Brand jas hujan saya enggak akan bisa seperti sekarang kalau enggak dibantu mas @achmadzaky," kicaunya, Jumat (15/2).

Tidak hanya Bukalapak, Gibran juga mengaku pernah dibantu oleh pendiri e-commerce serupa yakni Tokopedia, William Tanuwijaya. Menurutnya, semua platform jual-beli online memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

"Dan pedagang kecil seperti saya sangat terbantu," tulisnya.

Baginya, dukungan kepada start-up buatan anak bangsa bukan semata dia berikan lantaran sebagai anak presiden. Namun, realitasnya perusahaan rintisan e-commerce seperti Bukalapak, Tokopedia, dan lainnya, sudah banyak membantu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

"Tau enggak, @bukalapak itu unicorn kebanggaan Indonesia? Tau enggak @bukalapak itu ngasih makan banyak orang? Ayo kalian belajar untuk memaafkan," imbuhnya.

Setali tiga uang, putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep yang juga pengusaha muda, menuliskan dukungan kepada Bukalapak melalui akun twitter terverifikasi @kaesangp miliknya.

"Selalu mendukung aplikasi karya anak bangsa seperti Bukalapak, Tokopedia, Traveloka, Go-jek," kata dia selang satu jam setelah kakaknya berkicau.

Menurut dia, berkat platform Bukalapak dan Tokopedia, pengusaha pisang nugget Sang Pisang ini mengaku bisa berbelanja online dengan mudah. Begitu pula dengan adanya Go-Jek, penjualan Sang Pisang bisa terbantu oleh mitra pengemudi yang senantiasa mengantarkan pesanan kepada konsumen.

Tak ketinggalan, Kaesang yang akhir-akhir ini menuliskan tweet menggunakan huruf kapital itu juga mengaku berkat Traveloka, dia bisa pesan tiket secara mudah. Sehingga, dirinya bisa keliling Indonesia untuk mengecek bisnis Sang Pisang.

"Pokoknya support selalu aplikasi karya anak bangsa," kata dia.

Tanda pagar alias hashtag #uninstallbukalapak sempat menjadi trending topic di Twitter. Penyebabnya, Pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) Bukalapak Achmad Zaky menuliskan soal anggaran penelitian dan pengembangan (research and development/R&D).

Meskipun akhirnya Achmad Zaky meminta maaf kepada para pendukung Jokowi, sejatinya data yang dipaparkan olehnya juga tidak sepenuhnya benar. Data yang dinukil tersebut berasal dari ensiklopedia bebas Wikipedia.

Zaky menyebut dalam tweet-nya, anggaran R&D Indonesia pada 2016 senilai US$2 miliar. Padahal, masih dari sumber yang sama, angka tersebut adalah untuk tahun 2013.

Akan tetapi, dari digital.rdmag.com yang mengambil data dari R&D Magazine, IMF, Bank Dunia, CIA World Fact Book, dan OECD, seperti dikutip Alinea.id, mencatat anggaran R&D Indonesia pada 2018 mencapai US$10,58 miliar.

Anggaran itu diproyeksi mencapai 0,31% terhadap produk domestik bruto (PDB) senilai US$3.414 miliar. Sedangkan, anggaran R&D diproyeksi meningkat menjadi US$11,17 miliar pada 2019 atau 0,31% dari PDB sebesar US$3.602 miliar.

Tweet CEO Bukalapak Achmad Zaky yang telah dihapus.

img
Sukirno
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan