close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kobayashi Presiden Kobayashi Pharmaceutical Co. Akihiro Kobayashi, di latar depan, membungkuk pada konferensi pers di Osaka pada Maret 2024. Foto: The Yomiuri Shimbun
icon caption
Kobayashi Presiden Kobayashi Pharmaceutical Co. Akihiro Kobayashi, di latar depan, membungkuk pada konferensi pers di Osaka pada Maret 2024. Foto: The Yomiuri Shimbun
Bisnis
Selasa, 23 Juli 2024 17:24

2 bos perusahaan Jepang mundur setelah skandal suplemen yang terkait 80 kematian konsumen

Dikatakan bahwa pada pertengahan Januari dan awal Februari, perusahaan mulai menerima laporan adanya masalah ginjal dari dokter.
swipe

Para eksekutif puncak di Kobayashi Pharmaceutical Jepang mengundurkan diri pada hari Selasa (23/7). Mereka mengambil langkah tersebut setelah adanya pengungkapan bahwa suplemen kesehatan yang dijual perusahaan tersebut dikaitkan dengan 80 kematian. 

Dua petinggi itu adalah Presiden Akihiro Kobayashi dan Ketua (chairman) Kazumasa Kobayashi. Keduanya merupakan anggota keluarga pendiri perusahaan.

Skandal ini terkait dengan tablet yang dijual bebas untuk menurunkan kolesterol. Tablet tersebut dibuat dari beras ragi merah atau "beni koji", yang difermentasi dengan kultur jamur. Meskipun merupakan bahan umum dalam makanan dan minuman Asia Timur selama berabad-abad, bahan ini dapat menyebabkan kerusakan organ tergantung pada susunan kimianya.

Konsumen pertama kali memberikan peringatan pada bulan Maret, dan banyak yang mengeluhkan penyakit ginjal. Hal ini mendorong penyelidikan pemerintah dan terungkap bahwa asam yang berpotensi beracun diproduksi oleh jamur di salah satu pabriknya.

Saat itu pemerintah menyesalkan keterlambatan Kobayashi dalam melaporkan jumlah kasus yang sedang diselidiki.

Laporan eksternal yang diterbitkan pada hari Selasa mengecam perusahaan tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka belum pernah menerima banyak laporan mengenai kasus-kasus serius dari dokter dalam waktu sesingkat ini.

Skandal ini meletus pada bulan yang sama dengan munculnya keluhan pertama. Perusahaan tersebut, yang merupakan perusahaan terkenal di Jepang, menarik kembali tiga merek suplemen makanan setelah pelanggannya mengeluhkan masalah ginjal.

Perusahaan kemudian mengatakan bahwa mereka telah mendeteksi potensi asam beracun yang dihasilkan oleh jamur di salah satu pabriknya, dan pemerintah memeriksa fasilitas perusahaan tersebut.

Lalu pada bulan lalu, perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki total 80 kematian yang mungkin terkait dengan pil yang mereka produksi, dan menyelidiki apakah ada organ lain selain ginjal yang mengalami kerusakan.

Saat itu pemerintah menyesalkan keterlambatan Kobayashi Pharmaceutical dalam melaporkan jumlah kasus yang sedang diselidiki.

Laporan yang dibuat oleh tim pengacara eksternal yang dirilis pada hari Selasa juga mengkritik cara perusahaan tersebut menangani masalah tersebut.

Dikatakan bahwa pada pertengahan Januari dan awal Februari, perusahaan mulai menerima laporan adanya masalah ginjal dari dokter.

“Kobayashi Pharmaceutical belum pernah menerima banyak laporan kasus serius dari dokter dalam waktu sesingkat ini,” kata laporan itu.

“Meskipun demikian, perusahaan tidak segera mempertimbangkan pengungkapan kepada konsumen, karena tindakan mereka tidak terlalu mendesak.”

Perusahaan seharusnya segera menarik kembali produk tersebut dan melaporkan kejadian tersebut, namun perusahaan baru memutuskan untuk melakukan hal tersebut setelah melakukan penyelidikan internal, demikian tuduhan para pengacara.

Perusahaan itu mengatakan bahwa presiden baru Kobayashi Pharmaceutical adalah Satoshi Yamane, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala kebijakan keberlanjutan.

Presiden yang akan habis masa jabatannya, Akihiro Kobayashi, yang telah menyatakan niatnya untuk bertanggung jawab atas segala kerugian yang ditimbulkan, akan tetap memegang peran eksekutif untuk mengelola masalah terkait kompensasi, tambahnya. (digitaljournal,dw)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan