Direktur Utama PMO Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan, pemerintah telah menetapkan anggaran Program Kartu Prakerja tahun ini sama dengan tahun lalu yakni Rp20 triliun. Peserta terpilih Kartu Prakerja secara total akan mendapat dana bantuan sebesar Rp3,55 juta. Rinciannya, uang bantuan pelatihan sebesar Rp1 juta, insentif pascapelatihan Rp600.000 per bulan selama empat bulan, dan insentif survei sebesar Rp50.000 ribu untuk tiga kali.
Denni menuturkan pada 2020 jumlah penerima program Prakerja 5,5 juta orang. Untuk 2021 anggaran program Prakerja telah dimanfaatkan kepada 2,7 juta orang penerima baru yang berbeda dari peserta 2020.
“5,3 juta orang telah menerima intensif yang berarti telah menyelesaikan seluruh pelatihan. Untuk memulihkan ekonomi arahan Menteri Koordinator Perekonomian. Kami telah menyerap anggaran Rp10 triliun. Jadi ini benar-benar sebuah pemerataan kesempatan, dan dari 2,7 juta penerima manfaat tersebut, 2,5 juta orang sudah menerima intensif,” kata Denni dalam webinar.
Selain menjadi program untuk melatih daya saing, program Kartu Prakerja juga diharapkan menjadi jaring pengaman sosial selama pandemi Covid-19 ini.
“Setelah menyelesaikan pelatihan, penerima manfaat akan mendapatkan insentif. Ini yang dipakai membayar kebutuhan sehari-hari bahkan dapat dimanfaatkan untuk modal usaha. Jadi Prakerja itu secara tidak langsung mendorong kewirausahaan,” terang Denni.
Amelia Harmelianti, salah satu penerima manfaat Prakerja gelombang 3 pada 2020, menceritakan bagaimana Prakerja sangat bermanfaat baginya di kala pandemi,
“Saya sebelumnya bekerja di bagian personalia di sebuah event organizer di Jakarta, pandemi membuat kami dirumahkan. Saya mencoba mencari solusi dengan ikut Prakerja untuk mendapatkan skill baru,” kata dia
Menurut Amelia, pelatihan Prakerja memberikannya ilmu baru yang bisa digunakan sampai kini untuk bekerja di bidang yang baru.
“Saya mengambil pelatihan Bahasa Mandarin, IELTS, copy writing, dan komunikasi untuk menunjang karier. Saya memang mencoba mencari skill yang sekiranya bisa memberikan saya kesempatan baru apabila saya melamar di perusahaan baru,” terang Amelia.
Sementara itu, Sarimudin merupakan mantan cleaning service yang diperbantukan untuk urusan logistik di perusahaannya. Tanpa kemampuan komputer, Sarimudin mencatat pekerjaannya secara manual. Kini Sarimudin sudah memindahkan semua pekerjaannya ke dalam komputer berkat kemampuan yang dipelajarinya dari program Prakerja.
Sarimudin, merupakan penerima manfaat Prakerja gelombang 14 yang masih melangsungkan pelatihannya di tahun ini.
“Saya terinspirasi mengambil pelatihan Prakerja ini dari cerita teman, saya mendapatkannya setelah sekali mencoba. Di dalamnya saya mengambil pelatihan Microsoft Word. Dulunya saya tidak tahu menahu komputer. Walaupun itu mendasar, tetapi sangat membantu. Setidaknya saya bisa mengoperasikan komputer,” papar dia.
Kisah serupa diceritakan Putri Dewi, penerima manfaat Prakerja gelombang 3 di 2020.
“Awalnya saya bekerja sebagai cleaning service di stasiun televisi. Namun di masa pandemi saya diminta mengambil gambar dan merekam video berita. Karena dituntut harus bisa segala kemampuan di Ternate. Bersyukur saya mendapatkan skill baru dari program Prakerja,”
Putri Dewi pun mengambil pelatihan menjadi jurnalis profesional untuk mendukung pekerjaannya saat ini.
“Saya kini lebih berani mengambil gambar berita dan wawancara. Selain itu saya mengambil pelatihan editing video, sehingga saya bisa memudahkan produser saya untuk menyusun naskah. Untuk yang ingin mengikuti Prakerja, semangat untuk terus belajar dan mengikuti perubahan sangat perlu agar daya saing kita meningkat,” tutup Putri Dewi menyemangati yang lainnya.