Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) bersama badan usaha penugasan, secara serentak meresmikan 29 penyalur BBM satu harga. Peresmian ini menjadi kado indah kemerdekaan bagi warga yang mendiami wilayah 3T: tertinggal, terdepan, dan terluar.
Peresmian dipusatkan di empat lokasi, yaitu di Natuna, Provinsi Kepulauan Riau; Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu; Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur; dan Jayapura, Provinsi Papua. Ini sebagai komitmen pemerintah untuk pemenuhan energi masyarakat dalam jumlah yang cukup, mudah diakses, dan harganya terjangkau.
"Melalui program BBM satu harga diharapkan daerah di luar Jawa dapat menikmati BBM yang harganya sama dengan di Jawa. Sehingga, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia terwujud. Juga, memberikan multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah," ujar Kepala BPH Migas Erika Retnowati, dikutip dari laman Kementerian ESDM, Jumat (25/8).
Program BBM satu harga bertujuan mewujudkan ketersediaan, kemudahan akses, dan keterjangkauan harga BBM, terutama di daerah 3T. Kebijakan ini diharapkan dapat mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor ekonomi domestik masyarakat, penghematan pengeluaran BBM yang diharapkan diikuti dengan penurunan harga sembako, meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan.
"Selain itu, berdampak positif bagi perekonomian serta meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat," tambah Erika.
Program BBM satu harga dilaksanakan sejak 2017. Ditargetkan pada 2024 berhasil dibangun 583 penyalur BBM satu harga. Hingga Agustus 2023, telah terbangun 461 penyalur. "Untuk tahun 2023 ditargetkan terbangun 89 penyalur," kata Erika.