close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dalam laporan kerjanya kepada Presiden Jokowi dalam acara Trade Expo Indonesia, Rabu (19/10/2022). Tangkapan Layar/Alinea.id/Erlinda PW
icon caption
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dalam laporan kerjanya kepada Presiden Jokowi dalam acara Trade Expo Indonesia, Rabu (19/10/2022). Tangkapan Layar/Alinea.id/Erlinda PW
Bisnis
Kamis, 20 Oktober 2022 09:06

Zulhas pamer 6 keberhasilan Indonesia tingkatkan kerja sama ekspor

Indonesia akan fokus menggarap pasar nontradisional ke depannya dengan tujuan untuk mengatasi perlambatan ekonomi dunia.
swipe

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, neraca perdagangan Indonesia untuk periode Januari hingga September 2022, mengalami surplus dengan nilai US$39,87 miliar, jumlah ini naik 58,7% dibandingkan tahun lalu dengan periode yang sama. Ia juga melaporkan untuk ekspor nonmigas, Indonesia berhasil memperoleh sebanyak US$207,19 miliar.

Menteri yang akrab disapa Zulhas ini juga menyampaikan, Indonesia terus berupaya mendorong pertumbuhan perdagangan ekspor. Cara yang dilakukan adalah dengan membuka akses pasar di beberapa negara mitra melalui perjanjian perdagangan internasional.

Zulhas pun memerinci, terdapat enam pencapaian yang telah dilakukan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk  meningkatkan kerja sama ekspor dengan mitra luar negeri, antara lain yang pertama adalah penandatanganan Indonesia-United Arab Emirate Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang secara langsung dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Insya Allah Pak, sebelum 17 November 2022, mudah-mudahan perjanjian CEPA ini sudah diratifikasi oleh DPR,” kata Zulhas dalam laporan kerjanya kepada Presiden Jokowi dalam acara Trade Expo Indonesia, Rabu (19/10).

Pencapaian kedua adalah pengesahan Undang-Undang (UU) tentang perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), ketiga yaitu pengesahan UU tentang perjanjian dengan Korea yakni Indonesia Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IKCEPA) yang telah diratifikasi oleh DPR. IKCEPA ini merupakan perjanjian untuk mempererat hubungan bilateral Indonesia-Korea terutama di bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi yang ditargetkan dapat terealisasi pada Januari 2023.

Pencapaian keempat adalah, Indonesia berhasil memperoleh kontrak bisnis senilai US$11 miliar di sektor perdagangan, industri, dan investasi.

“Pada September, kami memimpin pertemuan tingkat menteri G20 di bidang perdagangan, investasi, dan industri di Bali dan berhasil mencapai beberapa kesepakatan konkrit yang menghasilkan kontrak bisnis,” lanjut Zulhas.

Berikutnya yang kelima yaitu keberhasilan Indonesia melakukan misi dagang ke India pada 21 hingga 22 Agustus 2022, dengan mencatatkan 22 kesepakatan dagang, serta perolehan nilai transaksi total mencapai US$3,2 miliar.

“Ini nilainya besar Pak, karena memang produk yang dibawa ada sawit, kertas, dan batu bara,” jelas Zulhas.

Tak hanya ke India, pada 9 hingga 10 Oktober, Indonesia juga melakukan misi dagang ke Qatar dengan mencatatkan potensi nilai transaksi mencapai Rp100 miliar. Jumlah ini tak sebesar ke India karena produk yang dipasarkan adalah hasil dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berupa pakaian muslim, kopi, dan lainnya.

Lebih lanjut, Zulhas mengatakan Indonesia akan fokus menggarap pasar nontradisional ke depannya dengan tujuan untuk mengatasi perlambatan ekonomi dunia. Adapun target pasar nontradisional tersebut, disampaikan Zulhas antara lain Afrika, Asia Selatan (India, Pakistan, Bangladesh), Asia Tengah, Timur Tengah (Arab Saudi), dan Mesir.

“Ini adalah manfaat dari perjanjian Indonesia-United Arab Emirates (IUAE) CEPA yang memberlakukan tarif nonpajak. Jadi setelah dari UAE bisa langsung ke Afrika, Asia Selatan, Timur Tengah, Eropa Timur, Bahkan kalau mau jauh lagi bisa sampai Latin Amerika,” pungkasnya. 

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan