close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menkeu, Sri Mulyani, meminta masyarakat hati-hati dalam berinvestasi karena 80% sudah gunakan jasa keuangan, tetapi literasi baru 50%. Freepik
icon caption
Menkeu, Sri Mulyani, meminta masyarakat hati-hati dalam berinvestasi karena 80% sudah gunakan jasa keuangan, tetapi literasi baru 50%. Freepik
Bisnis
Senin, 14 Agustus 2023 15:14

Sri Mulyani: 85% warga sudah gunakan jasa keuangan, tetapi literasi baru 50%

Kemenkeu terus berkolaborasi dengan BI, OJK, dan LPS untuk membangun forum koordinasi guna meningkatkan literasi keuangan.
swipe

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mewanti-wanti masyarakat agar berhati-hati dalam menginvestasikan uangnya. Masyarakat diminta memahami literasi keuangan dan fundamental instrumen investasi yang dipilih sehingga menurunkan potensi kerugian hingga penipuan mengingat penjaja investasi hanya menyampaikan hal yang bagus saja agar produknya dilirik. 

"And that’s why you need to be literate. Jangan lihat mukanya, lihat angkanya, lihat datanya, lihat fundamentalnya," kata Sri Mulyani dalam pembukaan "Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like IT) 2023" di Hotel Fairmont, Jakarta, pada Senin (14/8).

Saat ini, kata Sri, sebanyak 85% masyarakat sudah menggunakan jasa keuangan untuk bertransaksi seperti menabung, berinvestasi, atau yang lainnya. Namun, literasi keuangan warga masih sekitar 50% saja.

"Ini berarti banyak masyarakat kita yang sudah menggunakan jasa keuangan, tapi literasinya baru 50%. Itu adalah suatu PR buat kita semua," ujar dia.

Sri Mulyani mengingatkan, seluruh masyarakat perlu memahami fundamental masing-masing instrumen investasi, termasuk tatkala berinvestasi ke obligasi pemerintah atau surat berharga negara (SBN). Fundamental SBN dapat dipelajari dengan membaca kondisi perekonomian dan keuangan Indonesia, yang datanya dapat dilihat dalam rilis APBN KiTa setiap bulannya.

"Baca APBN. Tiap bulan kami laporkan. APBN-nya sehat enggak? Bagus enggak? Sesuai atau enggak? Kita harus terbiasa membaca fundamental," kata Menkeu.

Menkeu meminta masyarakat tidak mudah tergoda produk investasi yang memberikan iming-iming keuntungan cepat, tinggi, dan aman. Sebab, iming-iming itu ada kemungkinan terindikasi penipuan. Ia meminta masyarakat memahami aspek-aspek investasi.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu), kata Sri, terus berkolaborasi dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk membangun forum koordinasi guna meningkatkan literasi keuangan, termasuk bekerja sama dengan semua pihak seperti melalui universitas.

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan