Sembilan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan berkolaborasi membentuk klaster pangan. Klaster tersebut akan dipimpin oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero).
Direktur Utama RNI Eko Taufik Wibowo mengatakan tujuan dari pembentukan klaster ini adalah untuk menata supply chain pangan di Indonesia sehingga bisa lebih terintegrasi.
Sehingga masing-masing BUMN dalam klaster pangan yang kekuatannya terletak di sektor produksi, processing, retail, dan sales bisa tertata dengan baik untuk ketahanan pangan.
"Jadi ada peningkatan nilai dan kualitas, sehingga bahan baku pangan seperti daging, telur, bisa tercukupi suplainya, kepastian pasokannya, dan ketersediannya. Dari sisi harga juga terjangkau untuk masyarakat," ujar Eko di Jakarta, Rabu (29/1).
Eko menjelaskan, peran RNI di awal pembentukan klaster adalah sebagai ketua kelompok yang menata dan mengatur arah perubahan untuk penguatan kluster. RNI juga diminta sebagai ketua untuk pengkajian holding pangan.
"Apakah akan jadi holding atau apa, kita diminta jadi ketuanya untuk menyusun kajiannya," kata Eko.
Adapun sembilan anggota klaster pangan tersebut adala PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), PT Berdikari (Persero), Garam (Persero), PT Perikanan Nusantara (Persero), PT Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Persero), PT Bhanda Ghara Reksa (Persero), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), dan PT Pertani (Persero).
Dari sembilan BUMN tersebut, Eko mengatakan, ada tiga BUMN yang perlu mendapatkan perhatian lebih akibat kinerja keuangan mereka yang bermasalah. Dengan penataan ulang bisnis model, Eko yakin kinerja tiga perusahaan tersebut bisa diperbaiki.
"Saya tak bisa memperkirakan berapa lama perbaikan kinerja keuangan. Tapi sekarang arah perbaikan itu sudah kelihatan," tutur Eko.