Aksi Cepat Tanggap (ACT) menggandeng usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) seperti warung makan Tegal (warteg) menyediakan 1.000 makanan gratis bagi pekerja harian yang penghasilannya terdampak Covid-19.
Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin menyampaikan selain untuk membantu pekerja harian, aksi solidaritas ini juga merupakan upaya untuk mendukung sektor UMKM yang mengalami penurunan omzet sejak merebaknya coronavirus di Indonesia.
“Inilah cara kita untuk meyakinkan masyarakat bahwa musibah ini juga menjadi cara untuk memasifkan kebaikan di tengah-tengah wabah. Kami ingin sampaikan bahwa wabah ini telah menggerogoti sendi-sendi perekonomian bangsa, khususnya UMKM," katanya dalam rilis resmi yang diterima Alinea.id, Jumat (27/3).
Tak hanya itu, ACT pun akan menjalankan program beras gratis bagi warga prasejahtera dengan menarget 100.000 kepala keluarga. Mengingat masih banyaknya masyarakat yang bekerja di luar sana untuk memenuhi kebutuhan hariannya.
"Selain operasi makan gratis, kami juga akan menjalankan program beras gratis untuk warga prasejahtera dengan jumlah target sebanyak 100.000 KK," ujarnya.
Dia menerangkan, saat ini masih banyak masyarakat yang keluar untuk bekerja. Tindakan mereka bukan untuk mengabaikan aturan pemerintah, tetapi karena mata pencahariannya adalah di tengah masyarakat atau di jalan. Hal ini menjadi sebuah refleksi bersama atas dampak makro yang diakibatkan dari Covid-19.
“Kami masuk ke ranah yang serius lainnya sebagai dampak atas wabah corona, yaitu kebutuhan pangan dan penghasilan yang terganggu di tengah masyarakat," ucapnya.
Untuk itu, melalui indonesiadermawan.id dan 46 cabang ACT, pihaknya mengundang para dermawan untuk ikut menyisihkan penghasilannya untuk disalurkan kepada yang membutuhkan.
"Kami juga mengapresiasi semua usaha pemerintah, relawan dan paramedis yang terus berjibaku melawan pandemi ini. Mari kita bersama-sama bergandengan tangan melawan Corona,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Koordinator Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni, juga mengamini kondisi perekonomian yang cukup mempengaruhi keberlangsungan pengusaha Warteg sejak adanya wabah ini.
Sebab, upaya mengurangi penyebaran terhadap dampak kesehatan juga memberikan konsekuensi pada roda perekonomian, lantaran mayoritas warga tinggal di rumah.
Beberapa pelaku usaha mengeluhkan turunnya pendapatan secara signifikan akibat pandemik global covid-19. Program kerja sama ini diharapkan akan menjadi solusi dalam permasalahan dampak ekonomi dari wabah Covid-19.
“Warteg adalah sumber logistik dari kalangan yang berpenghasilan, sejak zaman VOC. Perjuangan para pengusaha cukup menantang untuk kondisi wabah seperti saat ini,” ungkapnya.