close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto Antara
icon caption
Ilustrasi. Foto Antara
Bisnis
Jumat, 04 Juni 2021 16:48

Adhi Karya: Progres LRT Jabodebek capai 84,76% akhir Mei 2021

Selain itu, progres pembangunan depo LRT telah mencapai sebesar 44,18%.
swipe

Emiten konstruksi "pelat merah", PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), menyampaikan, progres pembangunan prasarana kereta api ringan (light rail transit/LRT) yang terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) secara keseluruhan telah mencapai 84,76% hingga akhir Mei 2021.

Perinciannya, lintas pelayanan I Cawang-Cibubur sebesar 93,81%, lintas pelayanan II Cawang-Dukuh Atas 84,29%, dan lintas pelayanan III Cawang-Bekasi Timur 90,94%. 

Corporate Secretary Adhi Karya, Farid Budiyanto, dalam keterbukaan informasi BEI mengatakan, progres ini mencakup terealisasikannya pekerjaan penyambungan lintasan dan pembangunan fisik stasiun. 

"ADHI juga telah mendapatkan pembayaran atas progres yang telah dihasilkan dengan nilai sejumlah Rp13,3 triliun termasuk pajak. Dengan perkembangan ini, ADHI menunjukkan keseriusan dan kesiapannya dalam mewujudkan transportasi massal terbarukan untuk masyarakat urban ibukota," tulisnya, Jumat (4/6).

Selain progres pekerjaan fisik, lanjutnya, sarana berupa kereta kini telah terparkir di sepanjang jalur lintas pelayanan I dengan jumlah sebanyak 25 trainset. Nantinya, seluruh kereta bakal mendapatkan tempat parkirnya sendiri, yang terletak di Depo Bekasi Timur. 

Farid menuturkan, pembebasan lahan untuk depo kini mencapai 100% dengan progres pembangunan sebesar 44,18%. Menurutnya, keberadan depo menjadi penting, karena berperan dalam pemeliharaan sarana secara berkala dan perawatan berat.

Depo LRT Jabodebek nantinya memiliki kapasitas pemeliharaan tujuh trainset secara bersamaan. Fungsi depo ini adalah untuk melakukan pemeliharaan sarana, antara lain light maintenance, yakni pemeliharaan harian, bulanan, hingga tahunan, serta heavy maintenance, yakni pemeliharaan tiap enam tahunan.

Selain itu, progres signifikan juga terlihat pada ruang kendali (operation control/OCC Room) kereta LRT yang sepenuhnya akan dilakukan secara otomatis. Gedung ini diklaim menjadi salah satu yang paling penting untuk memastikan kendali keseluruhan kereta di seluruh lintasan. Hingga kini, progres gedung mencapai 93%. 

"Dengan semakin cepat OCC Room selesai, maka semakin cepat pula seluruh kereta mampu diuji coba operasionalnya," ujar dia. 

Lebih lanjut, Depo LRT Jabodebek memiliki luas mencapai 10 ha dengan kapasitas stabling di depo yang dapat menampung hingga 20 trainset. Pembangunan depo yang tengah dikerjakan menggunakan skema pembayaran turnkey senilai Rp4,2 tiriliun. 

Hal ini yang mendasari kebutuhan ADHI dalam pre-financing untuk pekerjaan pembangunan dengan proses pinjaman dari bank sindikasi.

Melihat progres yang telah dicapai, kata dia, LRT Jabodebek akan menjadi proyek yang berkelanjutan dan memiliki berbagai potensi ke depan. Selain menjadi alternatif transportasi massal terbarukan, LRT Jabodebek akan melahirkan sebuah gaya hidup baru. Keberadaan LRT Jabodebek nantinya bakal menciptakan kawasan hunian dan komersial anyar. 

Kawasan LRT Jabodebek dapat menjadi area one stop living, dengan kebutuhan transportasi dan akomodasi yang memadai dalam satu kawasan. Ini yang dijawab anak usaha ADHI, PT Adhi Commuter Properti, dengan menciptakannya kawasan kawasan hunian yang terintegrasi (transit oriented development/TOD) dengan stasiun-stasiun LRT Jabodebek. 

Tak hanya hunian, tetapi juga menjadi area komersial hingga destinasi wisata bagi masyarakat. Hingga kini, Adhi Commuter Properti tengah mengembangkan 12 kawasan terintegrasi dengan transportasi massal, yang terletak di Bekasi, Tebet, Ciracas, Cibubur, hingga Bogor.

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan