Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok datang ke Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memenuhi undangan Menteri Erick Thohir. Ahok mengakui dirinya ditawarkan masuk ke dalam salah satu perusahaan BUMN.
Staf Khusus Kementerian BUMN bidang Komunikasi Publik Arya Sinulingga, membenarkan kabar tersebut.
"Memang tadi menteri Erick dan Ahok bicara banyak mengenai BUMN. Harapan kita Ahok bersedia memperkuat salah satu BUMN kita," kata Arya di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (13/3).
Peetemuan antara Erick dan Ahok, lanjut Arya, lebih kepada meminta persetujuan Ahok terlebih dahulu untuk bergabung dengan BUMN.
"Sektor mana, yang pasti yang kita lihat butuh perhatian besar dan memengaruhi banyak orang. Pasti, BUMN strategis," ujar Arya.
Arya melanjutkan, Kementerian BUMN membutuhkan orang seperti Ahok yang bisa mendukung kerja-kerja BUMN. Erick melihat Ahok memiliki kapasitas yang diakui publik untuk memperbaiki banyak hal.
Rekomendasi untuk memasukkan nama Ahok datang dari banyak pihak ke Menteri Erick. Arya menyebut, Erick juga melihat Ahok bisa membantu mewujudkan visi-misi Kementerian BUMN. Usianya yang masih muda juga menjadi nilai tambah bagi Ahok.
"Yang pasti untuk posisinya, kita harus koordinasi sama Pak Jokowi. Karena kan posisinya di BUMN yang banyak menyangkut kehidupan, pasti koordinasi dengan pak Jokowi," tuturnya.
Arya melanjutkan, Ahok pun akan tetap menjalani prosedur seperti yang dilalui oleh direksi perusahaan BUMN lainnya.
"Pasti dong (tetap ke Tim Penilai Akhir). semua proses yang ada di BUMN ini pasti dilalui," kata Arya.
Untuk diketahui, saat ini ada beberapa posisi direktur utama yang masih kosong di perusahaan BUMN. Beberapa perusahaan BUMN yang belum memiliki Direktur Utama adalah PT PLN (Persero), PT Inalum (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.