Perusahaan pinjaman berbasis teknologi Akulaku menargetkan penyaluran kredit sebesar Rp39,2 triliun pada 2019. Target ini tumbuh 300% dari realisasi kredit 2018 sebesar Rp9,8 triliun.
Director of Corporate Affairs and Public Relations Akulaku Indonesia Anggie Setia Ariningsih menyebut hingga akhir tahun 2018, Akulaku sudah diunduh oleh lebih dari 15 juta masyarakat Indonesia yang tersebar di seluruh Jawa, Medan, Palembang dan Padang.
Maka dari itu, lanjutnya, Akulaku dengan percaya diri mematok target pencapaian penyaluran dana yang cukup besar.
"Di 2019, kami menargetkan pertumbuhan penyaluran dana mencapai 300% serta peningkatan pengguna hingga 2-3 kali dengan berbagai inovasi layanan baru di berbagai sektor yang secara bertahap akan kami luncurkan," kata Anggie di Jakarta, Rabu (30/1).
Selain itu, untuk memberikan pelayanan keuangan yang aman, nyaman dan sehat bagi pengguna, Akulaku juga menjamin 98% risk assesment dengan pemanfaatan machine learning. Nantinya, machine learning inilah yang bakal melakukan analisis risiko dan mengantisipasi terjadinya fraud.
Sementara, Akulaku juga memperkenalkan anak perusahaannya bernama PT Pintar Inovasi Digital (Asetku) yang bergerak di bidang Peer-to-Peer Lending (P2P). Asetku juga sudah terdaftar dan diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Menurut Direktur Asetku, Andrisyah Tauladan pengembalian dana pokok dan bunga kepada para pinjaman selalu mencapai 100%, sehingga Non-Perfoming Loan (NPL) atau kredit macet perusahaan masih 0,00%.
"Rata-rata portofolio per bulan sekitar Rp50 - 100 milliar. Di tahun ini, kami menargetkan penyaluran pinjaman hingga Rp500 miliar setiap bulan," kata dia.
Asetku, kata dia, juga melakukan disversifikasi pendanaan dengan menyebarkan dana pemberi pinjaman kepada peminjam untuk meminimalisir resiko pendanaan. Keuntungan untuk pendana adalah bunga tahunan mencapai 20-24%.