Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendukung pelaku industri wirausaha kelas menengah atau UKM dapat berkembang di industri global. Salah satunya pada hari ini, usaha kecil menengah (UKM) asal Lampung berhasil membukukan transaksi ekspor produk makanan ringan ke Mesir sebesar US$35.000 atau senilai Rp500 juta.
Hal itu terwujud melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang dilangsungkan secara hibrida antara Rafin’s Snack asal Lampung dan Almo Mart Asian Supermarket asal Mesir pada Kamis (18/11).
Penandatanganan kontrak ekspor kali ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Trade Expo Indonesia ke-36 Digital Edition. Penandatanganan MoU dilakukan oleh pemilik Almo Mart yaitu Louayy Muhammad Khayrullah dan Sri Wahyuni, dan pemilik usaha Rafin’s Snack yaitu Muhammad Ravie Cahya Ansor dan Rospawati.
Louayy Muhammad Khayrullah mewakili Almo Mart mengaku optimistis produk Indonesia ini akan disukai di Mesir. Baik dari kalangan masyarakat Indonesia sendiri, para ekspatriat di Mesir, maupun warga lokal yang menyukai produk makanan Indonesia.
Atase Perdagangan KBRI Kairo Irman Adi Purwanto Moefthi menyampaikan, kolaborasi antara pemerintah dan para pemangku kepentingan dapat membuka peluang bagi pelaku UKM untuk menembus pasar ekspor.
“Kolaborasi bersama antara pemerintah, pelaku usaha, diaspora Indonesia, dan semua pihak lainnya dapat memberikan kesempatan UKM untuk siap masuk ke pasar global. Hasil kolaborasi sedang kita saksikan bersama, yaitu antara Almo Mart Asian Supermarket di Mesir dan Rafin’s Snack di Lampung,” tutur Irman, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (24/11).
Irman berharap, penandatanganan ini dapat mendorong lebih banyak pengusaha muda Indonesia untuk maju dan berkembang membantu peningkatan ekspor produk Indonesia ke luar negeri, khususnya pasar Mesir.
Menurut Irman, salah satu upaya mendukung para pelaku usaha kecil dan menengah Indonesia untuk unjuk diri ke pasar global, seperti ke pasar Mesir, adalah dengan memberikan fasilitasi ekspor yang dapat membantu para pelaku usaha untuk mempersiapkan ekspor.
Di sisi lain, penandatangan ini merupakan bukti nyata meskipun di tengah pandemi Covid-19 untuk menembus pangsa ekspor. Salah satunya dengan mengekspor makanan UKM Lampung ke industri global. Hal ini menjadi sorotan banyak industri perdagangan karena produknya tidak kalah menarik dari negara lainnya.
“Hal ini membuktikan bahwa produk makanan produksi UKM Indonesia tidak kalah bersaing dengan produk-produk negara lainnya, sehingga mampu menarik minat dan daya beli konsumen seperti di pasar Mesir,” pungkas Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Budiharto Setyawan.
Bedasarkan data Perdagangan Indonesia-Mesir di Kemendag, pada periode Januari-September 2021, total perdagangan nonmigas Indonesia-Mesir mencapai US$1,26 miliar. Nilai ini tumbuh 47,48% dibanding periode yang sama pada 2020 yang sebesar US$854,48 juta.
Kemudian di Januari-September 2021, ekspor nonmigas Indonesia ke Mesir tercatat mencapai US$1,09 miliar. Di sisi lain, impor nonmigas Indonesia dari Mesir mencapai US$161,47 juta. Indonesia mencatatkan surplus necara perdagangan sebesar US$937,29 juta pada periode tersebut.
Sebelumnya pada 2020, ekspor nonmigas Indonesia ke Mesir tercatat sebesar US$1,05 miliar. Impor Indonesia dari Mesir tercatat sebesar US$128,26 juta. Sehingga, Indonesia mencatatkan surplus terhadap mesir sebesar US$927,50 juta.
Adapun komoditas ekspor utama Indonesia ke Mesir pada 2020 adalah minyak kelapa sawit, kopi, benang, dan ban kendaraan. Sementara itu, untuk saat ini komoditas impor utama Indonesia dari Mesir adalah pupuk, kalsium fosfat alami, dan sejumlah buah-buahan seperti kurma, nanas, tin, dan alpukat.