Altcoin melejit di tengah sideways Bitcoin
Setelah sempat gonjang-ganjing, pasar aset kripto menguat dalam sepekan terakhir. Harga Bitcoin menguat hingga menciptakan level tertinggi tahun ini ke harga US$31.814 pada Jumat (14/7).
Meski demikian, Bitcoin belum berhasil breakout dari fase sideways. Bitcoin mempertahankan harganya di kisaran US$30.000 karena adanya aksi profit taking. Harga Bitcoin per Selasa (18/7), pukul 10.00 WIB pagi ini bergerak di kisaran US$30.175, turun tipis 0,28% semenjak kemarin.
Ethereum pekan lalu juga akhirnya berhasil mencapai angka US$2.000 pada jumat (17/7), namun akhirnya kembali bergerak di US$1.912 pada Selasa (18/7). Selain itu, beberapa altcoin melesat selama tujuh hari terakhir hingga Selasa (18/7) pagi ini, yakni XRP naik 54,65%, Synthetix (SNX) naik 31,32%, Stellar (XLM) melesat 29,19%, Solana (SOL) naik 25,71%, dan Optimism (OP) menguat 25,97%.
Menghijaunya pasar aset kripto itu disebabkan oleh kemenangan Ripple Labs Inc dalam pertarungan hukum melawan Securities and Exchange Commission (SEC) atau Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (AS). Hakim Federal District Selatan New York telah menolak gugatan SEC AS terhadap Ripple. Melalui penerbitan "keputusan ringkasan" yang dilakukan pada Kamis (13/7) menyatakan Ripple bukan sekuritas seperti yang dituduhkan SEC.
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan kabar ini sangat dinanti oleh holders XRP sejak tahun 2020 dan membuat pasar bereaksi positif. XRP, mata uang digital yang berafiliasi dengan Ripple itu mengalami lonjakan harga yang signifikan. Harga token XRP melonjak lebih dari 90% setelah putusan tersebut diketuk dimana harga XRP terbang dari level US$0,4725 ke US$0,9386 dalam waktu kurang dari 3 jam. Selain itu, beberapa altcoin mengalami kenaikan dalam periode 7 (tujuh) hari terakhir.
“Terkait kemenangan parsial Ripple atas SEC, memberikan dampak positif terhadap harga XRP dan pasar aset kripto yang menghijau pada akhir pekan lalu. Namun investor diharapkan terus mengikuti perkembangan terkait kemungkinan dari SEC yang akan mengambil langkah untuk mengajukan banding dan aksi profit taking yang dilakukan investor,” kata Panji Yudha, Selasa (18/7).
Sentimen positif dari XRP mendorong harga Bitcoin menguat. Di sisi lain, altcoin yang juga melejit diduga disebabkan adanya investor mulai beralih dari Bitcoin yang sideways atau hasil profit di Bitcoin dialokasikan masuk ke altcoin. Hal itu tercermin dari Bitcoin Dominance (BTC.D) yang mulai turun mencapai 49,75% ketika mayoritas altcoin melesat pada Jumat (14/7).
"Bercermin dari siklus yang biasanya terjadi di pasar aset kripto, jika BTC.D turun dari level tertingginya dan harga Bitcoin yang sideways maka akan mendorong lonjakan terhadap harga altcoin,” kata Panji.
Panji menyebut, saat ini altcoin sektor layer-2 cukup menarik perhatian. Menurut data L2Beat, TVL untuk seluruh ekosistem layer 2 (l2) tumbuh sebesar 5,39% pada kuartal II-2023 naik dari US$9,057 miliar menjadi US9,573 miliar. Di mana sejauh ini ekosistem layer-2 didominasi oleh dua proyek yaitu Arbitrum (ARB) dan Optimism (OP) dengan market share sebesar 83,02%,
Selain XRP, salah satu sentimen positif bagi pasar aset kripto adalah dari perkembangan proposal ETF Bitcoin yang diajukan perusahaan manajemen BlackRock telah masuk dalam tahap proses peninjauan. Selain aplikasi BlackRock, SEC juga mengungkapkan mereka sedang meninjau aplikasi ETF Bitcoin lainnya seperti Wise Origin Bitcoin Trust, WisdomTree, VanEck, dan Invesco Galaxy.
Dari sisi industri, sentimen positif bagi pasar aset kripto berasal dari laporan Chainalysis yang mengungkapkan kejahatan dalam industri kripto turun hingga 77% menjadi US$1,1 miliar dari periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain Google Play, marketplace aplikasi di sistem operasi Android, mengumumkan perubahan besar dalam kebijakan mereka pada hari Rabu (12/7). Kebijakan baru memungkinkan para developer memasukan aset digital berbasis blockchain, seperti non-fungible token (NFT) ke aplikasi dan game secara resmi ke Google Play.
“Dengan turunnya kejahatan berbasis kripto diharapkan memulihkan kepercayaan investor terhadap aset kripto, khususnya dengan serangkaian peristiwa yang terjadi pada tahun 2022 lalu. Sementara kebijakan Google Play tentu akan mendorong adopsi aset digital berbasis blockchain di masyarakat,” katanya.
Dari sisi data ekonomi AS, melambatnya inflasi inti AS sebesar 0,2% di bulan Juni, Indeks Harga Konsumen tahunan utama turun, menjadi 3%, dan Producer Price Index (PPI) yang naik tipis 0,1% menyebabkan indeks dolar AS (DXY) merosot ke level terendah sejak April 2022 ke angka 99,58.
Pekan ini, ujarnya, investor akan mencermati data penjualan ritel dan produksi industri dirilis pada hari Selasa (18/7), serta data perumahan akan dirilis pada Kamis (20/7). Dilanjutkan minggu depan pasar menanti keputusan pejabat Federal Reserve terkait suku bunga pada The Federal Open Market Committee (FOMC) pada 25 Juli hingga 26 Juli 2023.
“Data melambatnya inflasi AS merupakan sentimen positif bagi pasar aset kripto, terutama Bitcoin karena akan berpotensi mendorong minat terhadap aset berisiko, termasuk aset kripto,” kata Panji.
Mengingat volatilitas pergerakan altcoins cenderung lebih tinggi dibandingkan Bitcoin, Panji menyarankan investor untuk waspada terhadap risiko dan volatilitas di pasar.
“Investor diharapkan berinvestasi dengan uang dingin dan sesuaikan manajemen risiko dengan target investasi yang telah ditentukan. Manfaatkan fitur Take profit dan Stop Loss guna untuk mengamankan profit dan meminimalisir potensi risiko kerugian,” kata Panji.