Sejumlah emiten menara telekomunikasi diproyeksikan memiliki ruang pertumbuhan yang cukup luas ke depan. Emiten yang dimaksud adalah yang memiliki aset tower di luar pulau jawa, yang memiliki pertumbuhan ekonomi lebih tinggi daripada Jawa.
Analis Henan Putihrai Sekuritas Robertus Hardy menilai emiten menara berprospek cerah itu yaitu Grup Djarum PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR),
Kemudian selain itu ada Grup Saratoga PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG), dan Grup Telekom PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (Mitratel/MTEL).
Potensi pertumbuhan itu juga muncul karena pemerintah mendorong pemerataan cakupan 4G yang sebagian besar terjadi di luar Jawa.
Ekspektasi kuatnya perbumbuhan dari bisnis yang terkait komoditas dan bisnis properti kontstruksi di luar Jawa juga diproyeksikan akan meningkatkan permintaan trafik data seluler.
“Sebesar 57% menara MTEL terletak di luar Jawa, diikuti oleh TOWR dan TBIG masing-masing sebesar 48 persen dan 43%,” papar Robertus melalui riset yang diterima Selasa, 25 Januari 2022.
Ekspektasi kuatnya penambahan Base Transceiver Station (BTS) baru dari perusahaan operator telekomunikasi seiring kenaikan trafik data seluler juga dapat memberi keuntungan bagi perusahaan menara.
Berdasarkan data yang dihimpun Henan Putihrai, ke depannya jumlah BTS Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata berpotensi bertumbuh masing-masing sebesar 14%, 25% dan 16% dengan tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun (Compound Annual Growth Rate/CAGR) sepanjang 2021 – 2026.
Menurut Robertus, sejumlah manfaat itu berpotensi diimbangi oleh kemungkinan kontribusi yang lebih rendah dari Indosat Ooredoo Hutchison, entitas gabungan PT Indosat Tbk. (ISAT) dengan PT Hutchison Tri Indonesia. Sebab, keduanya bakal melakukan penyederhanaan jaringan sehingga dapat mengurangi jumlah gabungan lokasi BTS.
Sebelum merger, ISAT dan Tri secara terpisah berkontribusi masing-masing 14% dan 26% terhadap pendapatan TOWR, 21% dan 15% terhadap pendapatan TBIG, dan 13% dan 11% terhadap pendapatan MTEL.
Dengan analisis tersebut, Henan Putihrai menyematkan peringkat overweight atas sektor industri menara telekomunikasi dengan rekomendasi beli kepada saham TOWR, MTEL, dan TBIG. Target harga yang dituju masing-masing pada kisaran Rp1.650, Rp950, serta Rp3.500 per lembar saham.