PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM) menargetkan untuk melakukan eksplorasi dalam waktu 60 hari setelah mendapat dua tambang nikel hasil lelang pemerintah.
Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan dua lahan tambang nikel tersebut merupakan bekas lahan PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), yakni di Bahodopi dan Matarape.
"Ya, lahan di Bahodopi dan Matarape itu kami sudah dapat penunjukan. Kami punya waktu 60 hari sejak itu untuk membentuk joint venture, kerja sama dengan pihak swasta maupun pemerintah daerah (Pemda), karena secara aturan, Pemda baik BUMD, maupun provinsi dan kabupaten akan mendapatkan total 10%, 6% untuk kabupaten dan 4% untuk provinsi," kata dia dalam acara Investor Summit 2018, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Rabu (29/8).
Arie mennjelaskan, setelah joint venture dibentuk, perusahaan baru akan mulai melakukan eksplorasi di lahan tersebut. Arie mengakui, pada dasarnya, dua lahan tersebut masih belum jelas potensinya seperti apa. Pasalnya, memang begitu cara kerja di industri pertambangan.
"Memang itu part of the gambling. Tapi mudah-mudahan prospeknya bagus, karena dari enam lahan yang ditawarkan, kenapa akhirnya kami ambil dua lahan itu, karena sudah ada prospeknya seperti apa, makanya kami berani ambil," pungkas Arie.
Selain joint venture, perusahaan tambang ini juga bakal melakukan financial closing atas akuisisi 20% saham PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) dari Showa Denko K.K (SDK).
Emiten berkode saham ANTM tersebut memastikan tidak ada masalah soal pendanaan. Ekuitas perusahaan masih cukup untuk mengimbangi pendanaan jika seandainya ANTM perlu mencari pinjaman.
Tercatat, ANTM memiliki kas sekitar Rp6 triliun. Sedangkan, belanja modal atau capital expenditure (capex) saat ini hanya Rp3 triliun.
Jumlah itu berpotensi bertambah. "Karena uang atas divestasi Dairi Prima cair satu atau dua bulan lagi," pungkasnya.