Emiten BUMN PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) membidik target penjualan emas tahun ini mencapai 32 ton pada 2019, lebih tinggi 14% dari tahun sebelumnya. / Facebook Antam
Emiten BUMN PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) membidik target penjualan emas tahun ini mencapai 32 ton pada 2019, lebih tinggi 14% yoy.
Emiten BUMN PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) membidik target penjualan emas tahun ini mencapai 32 ton pada 2019, lebih tinggi 14% dari tahun sebelumnya.
Antam yang memiliki kode saham ANTM tersebut menargetkan pertumbuhan produksi dan penjualan komoditas utama perusahaan yakni feronikel, emas, bijih nikel, dan bijih bauksit meningkat pada 2019.
Perseroan menargetkan volume produksi pada 2019 sebanyak 30.280 ton nikel dalam feronikel (TNi). Angka ini meningkat 21% dibandingkan dengan realisasi produksi unaudited tahun sebelumnya sebanyak 24.868 Tni.
Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan, peningkatan target tersebut sejalan dengan strategi perusahaan untuk meningkatkan utilisasi operasi pabrik feronikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
Selain itu, pada semester II-2019 ini, perseroan juga akan mulai mengoperasionalkan pabrik Feronikel di Halmahera Timur.
"Kami menargetkan penjualan feronikel sebanyak 30.280 Tni atau meningkat 25% dibandingkan realisasi penjualan unaudited 2018 sebanyak 24.135 TNi," kata dia dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu (27/2).
Sementara itu, untuk komoditas emas, Antam menargetkan produksi pada 2019 sebanyak 2.036 kilogram (kg) dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung dengan tingkat penjualan emas mencapai 32.036 kg.
Angka tersebut tumbuh 14% dibandingkan realisasi penjualan emas unaudited pada 2018 sebanyak 27.894 kg. Peningkatan penjualan ini seiring dengan ekspektasi peningkatan penjangkauan pemasaran produk logam mulia Antam baik di pasar domestik maupun ekspor.
Adapun untuk mendukung peningkatan target produksi feronikel, tahun ini Antam menargetkan total produksi bijih nikel sebesar 10,50 juta wet metric ton (wmt), meningkat 12% dibandingkan capaian produksi bijih nikel unaudited pada 2018 sebesar 9,32 juta wmt.
"Peningkatan produksi bijih nikel tersebut akan digunakan sebagai bahan baku produksi feronikel Antam dan untuk mendukung penjualan bijih nikel," ujar Arie.
Sedangkan total penjualan bijih nikel Antam tahun 2019 ditargetkan sebesar 8 juta wmt yang ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar domestik dan ekspor, tumbuh 26% dibandingkan realisasi penjualan unaudited pada 2018 sebesar 6,33 juta wmt.
Sementara itu, untuk bijih bauksit, perseroan menargetkan produksi di tahun ini sebesar 3,17 juta wmt, tumbuh 188% dibandingkan realisasi produksi unaudited pada 2018 sebesar 1,10 juta wmt.
Kemudian, untuk penjualan bijih bauksit pada 2019 ditargetkan sebesar 3,22 juta wmt, naik sebesar 250% dibandingkan realisasi penjualan unaudited tahun lalu sebesar 920.000 wmt. Peningkatan produksi dan penjualan bijih bauksit seiring untuk pemenuhan permintaan pasar domestik maupun ekspor.
"Pada tahun 2019, kami menargetkan pertumbuhan kinerja operasional melalui peningkatan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama Antam yang berbasis pada nikel, emas dan bauksit. Selain itu, kami berfokus untuk menjaga level biaya tunai produksi tetap rendah. Kami optimistis kinerja perusahaan akan terus tumbuh di masa yang akan datang," ujar Arie.
Sebagai informasi, menutup perdagangan hari ini saham ANTM turun 15 poin atau 1,44% ke level Rp1.030. Saham ANTM diperdagangkan dengan frekuensi 4,744 kali dengan volume 61,84 juta dengan total Rp64,52 miliar.