Direktur PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan perseroan mendukung arahan Menhub untuk menjadikan Bandara Kertajati sebagai pusat logistik dan maintenance, repair and overhaul (MRO).
Muhammad Awaluddin menuturkan pengembangan Bandara Kertajati sebagai pusat logistik tepat dilakukan pada tahun ini sejalan dengan tren positif kargo udara sepanjang 2021.
“Ini saat yang tepat mengembangkan Bandara Kertajati sebagai pusat logistik. Sektor angkutan penumpang pesawat masih dalam tahap pemulihan, tetapi sektor angkutan kargo udara sudah menunjukkan hasil positif. Sebagai contoh, sepanjang 2021 pergerakan angkutan kargo di 20 bandara yang dikelola AP II secara kumulatif total mencapai 945.547 ton atau naik cukup signifikan 24,6% dibandingkan dengan 2020,” ujar Muhammad Awaluddin, dalam keterangan persnya, dikutip Senin, (10/1).
Muhammad Awaluddin mengatakan peningkatan volume angkutan kargo ini utamanya dipengaruhi bergeliatnya sektor e-commerce.
“Bandara Kertajati harus dapat menangkap peluang ini, di mana pada 2022 kami perkirakan volume angkutan kargo akan semakin tumbuh didorong semakin bergeliatnya sektor e-commerce. Kami perkirakan volume angkutan kargo di 20 bandara AP II pada 2022 dapat mencapai total sekitar 1 juta ton. Bandara Kertajati dan bandara-bandara AP II harus memastikan dapat mengakomodir kebutuhan seiring dengan tumbuhnya volume angkutan kargo ini,” jelas dia.
Muhammad Awaluddin menuturkan BIJB telah memiliki rencana untuk membangun kawasan kargo e-Commerce hub di Bandara Kertajati sebagai fasilitas mendukung e-Commerce khususnya terkait pengiriman barang/kargo.
Di waktu yang sama, Direktur Utama PT BIJB Muhamad Singgih mengatakan e-Commerce hub di Bandara Kertajati memiliki luas sekitar 68,4 hektare.
“Bandara Kertajati akan membangun e-Commerce hub dengan luas sekitar 68,4 hektare dan berkapasitas hingga 500.000 ton per tahun. Saat ini sudah ada rancangan pengembangan untuk membangun e-Commerce hub ini,” jelas Muhamad Singgih.
Lebih lanjut, Muhamad Singgih menuturkan Bandara Kertajati sebagai pusat logistik akan mendukung kawasan Rebana Metropolitan sebagai motor pertumbuhan ekonomi di wilayah Timur Laut Jawa Barat.
Adapun salah satu rencana pengembangan MRO yang mengedepankan inovasi dan teknologi terkini adalah dengan membangun inflatable structure hangar di apron eksisting Bandara Kertajati.
“Prediksi Bandara Kertajati bisa meraih potensi pasar pemeliharaan pesawat yang besar, karena sekitar 46% dari pesawat Indonesia masih melakukan pemeliharaan pesawat di luar negeri," jelas dia.
Direktur Utama GMF AeroAsia Andi Fahrurrozi memperkirakan pengoperasian inflatable structure hangar dapat dilakukan dalam waktu 5 bulan ke depan jika sudah mendapat persetujuan.
“GMF AeroAsia sendiri berminat membangun suatu kawasan AMO Center di Bandara Kertajati, yang terdiri dari learning services, component shop, engine shop, hangar/airframe maintenance, logistik center dan manufacturer,” ujar dia.
Melalui AMO Center, Indonesia mendapat sejumlah manfaat yakni menjaga serta meningkatkan aspek keselamatan transportasi udara, percepatan pemulihan ekonomi, menarik minat investor, menambah devisa, memperluas lapangan kerja.
Sebelumnya, Menhub juga meminta agar pengembangan MRO yang dilakukan di Bandara Kertajati mengedepankan terobosan, inovasi dan teknologi terkini agar Bandara Kertajati dapat menjadi pusat kegiatan logistik dan pemeliharaan pesawat (Maintenance, Repair and Overhaul/MRO).
“Harus ada terobosan dalam pengembangan MRO,” jelas Menhub.
Bandara Kertajati sendiri tengah mengeksplorasi berbagai peluang termasuk kerja sama dengan PT GMF AeroAsia Tbk. guna menghadirkan layanan MRO yang inovatif, optimal dan sesuai standar global. Disamping itu dia juga mengusulkan agar pengembangan MRO dilakukan di atas apron yang ada kedepannya.
“Kita harus gencar mensosialisasikan barang-barang apa saja yang bisa dikirim lewat Bandara Kertajati dan juga keunggulan biaya yang lebih efisien,” kata Menhub.
Bandara Kertajati dimiliki oleh PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang mayoritas sahamnya dipegang oleh Pemprov Jawa Barat (83,20%), lalu PT Angkasa Pura II sebesar (14,62%), Koperasi Jabar (1,54%) dan PT Jasa Sarana (0,64%). Adapun AP II juga bertindak sebagai operator Bandara Kertajati.