Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada 2022 masih mengalami surplus Rp10,3 triliun, sampai akhir bulan lalu. Realisasi itu setara 0,06% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah sampai dengan Maret 2022 baru mencapai Rp139,4 triliun atau turun 58,1%, dibandingkan dengan pembiayaan Maret 2021 yang menyentuh sebesar Rp332,8 triliun.
“Surplus dan pembiayaan yang merosot tajam menggambarkan Kesehatan APBN mulai pulih. Dan ini bagus karena APBN pasti dibutuhkan untuk berbagai macam hal seperti shock absorber, melindungi masyarakat, membangun infrastruktur,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers yang dipantau di kanal YouTube Kemenkeu RI.
Menteri Keuangan pun menjelaskan, pendapatan negara sampai Maret 2022 mencapai Rp501,0 triliun atau tumbuh 32,1% secara year on year.
Pendapatan ini terdiri dari penerimaan pajak yang mencapai Rp322,5 triliun atau tumbuh 41,4%, dan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp99,1 triliun atau tumbuh 11,8%.
Sementara itu sampai Maret 2022, belanja negara yang terealisasi mencapai Rp490,6 triliun atau turun 6,2%, dibandingkan realisasi belanja bulanan yang sama pada 2021 yang sebesar Rp523,0 triliun.
Belanja negara itu sendiri terdiri dari belanja pemerintah pusat yang tercatat mencapai Rp314,2 triliun yang turun 10,3%. Hal ini karena adanya penurunan belanja kementerian dan lembaga hingga 25,6%. Sementara, belanja nonkementerian dan lembaga yang tercatat mencapai Rp164,2 triliun masih tumbuh 10,6% dibanding tahun lalu.
Sementara itu, transfer ke daerah dan dana desa yang sudah mencapai Rp176,5 triliun sampai akhir Maret 2022 atau tumbuh 2,0% dari periode yang sama tahun lalu.