close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kondisi perekonomian global yang bergejolak membuat pertumbuhan industri ritel terhambat. / Pixabay
icon caption
Kondisi perekonomian global yang bergejolak membuat pertumbuhan industri ritel terhambat. / Pixabay
Bisnis
Rabu, 04 Desember 2019 06:24

Aprindo prediksi industri ritel tahun ini hanya tumbuh 9%

Kondisi perekonomian global yang bergejolak membuat pertumbuhan industri ritel terhambat.
swipe

Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) yang baru terpilih kembali, Roy Mandey, optimistis hingga akhir tahun 2019 industri ritel dapat tumbuh sebesar 9%.

Ia menyebutkan, pertumbuhan tersebut memang masih jauh dari target dua digit yang diperkirakan sebelumnya. Hanya saja, kondisi perekonomian global yang bergejolak membuat pertumbuhan industri ritel terhambat.

"Memang belum sesuai harapan, target kita double digit atau bisa tumbuh tiga sampai empat kali lipat pertumbuhan ekonomi kita. Akhir tahun cukup 8% sampai 9%," katanya di kawasan Tugu Tani, Jakarta, Selasa (3/11).

Dia menjelaskan, selama hampir empat tahun belakangan industri ritel terus mengalami tekanan sehingga tidak mampu tumbuh maksimal. Terlebih lagi, konsumsi masyarakat sedikit banyak juga terus mengalami perlambatan.

Untuk itu, sebutnya, berbagai toko ritel terus melakukan penyesuaian agar tetap bertahan, mulai dari mengecilkan ukuran toko, menjual kebutuhan pokok saja, dan membuat konsep toko yang yang juga menyediakan tempat makan.

"Selama hampir empat tahun kita terus mengalami anomali, kita underperform dengan konsumsi melambat sehingga kita harus bertransformasi dengan mengecilkan toko dan menjual barang kebutuhan saja," jelasnya. 

Untuk itu dia berharap adanya campur tangan pemerintah agar mampu mendongkrak pertumbuhan industri ritel ke depan, sehingga dapat memiliki daya saing di antara produk-produk lainnya dan berorientasi ekspor.

Namun demikian, dia memprediksi tahun depan industri ritel akan dapat tumbuh double digit atau 10% sesuai dengan target yang ingin dicapai. Pasalnya, katanya, kontribusi konsumsi rumah tangga (RT) masih tinggi terhadap PDB yaitu sebesar 56,8%.

"PDB kita masih ditopang oleh pengeluaran konsumsi RT yang salah satunya dari ritel modern. Untuk itu tahun depan kita target bisa double digit yang pertama dengan 10%," tuturnya.

img
Nanda Aria Putra
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan