close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi menara Astra. Dokumentasi Astra International.
icon caption
Ilustrasi menara Astra. Dokumentasi Astra International.
Bisnis
Kamis, 29 Juli 2021 18:27

Astra International bukukan laba bersih Rp8,8 triliun semester I-2021

Sebagian besar bisnis Astra International mengalami perbaikan di semester I-2021 ini.
swipe

PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan peningkatan pendapatan bersih konsolidasian sebesar Rp107,4 triliun di semester I-2021. Pendapatan ini naik 20% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp89,7 triliun. 

Sementara itu, laba bersih Astra International mencapai Rp8,8 triliun, atau turun 22% dibandingkan dengan semester I-2020. Kinerja laba bersih yang lebih rendah ini akibat pada semester I-2020, Astra International memperoleh keuntungan dari penjualan saham Bank Permata. Tanpa memperhitungkan keuntungan penjualan ini, laba bersih Astra International meningkat 61%, terutama disebabkan kinerja divisi otomotif yang lebih baik.

Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro mengatakan, sebagian besar bisnis Astra International mengalami perbaikan pada semester I-2021, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020 ketika Astra menghadapi pembatasan-pembatasan bisnis yang signifikan terkait dengan penanggulangan pandemi Covid-19 pada kuartal II-2020.

"Meskipun kondisi bisnis telah membaik, kinerja Grup masih akan menantang hingga akhir tahun ini. Mengingat, kinerja bisnis dan kepercayaan konsumen masih akan terdampak oleh situasi pandemi Covid-19 di Indonesia yang sangat memprihatinkan akhir-akhir ini. Neraca keuangan dan posisi pendanaan Grup tetap kuat," kata Djony dalam keterangan resminya, Kamis (29/7).

Adapun hingga semester I-2021 ini, nilai aset bersih per saham emiten berkode saham ASII ini pada 30 Juni 2021 sebesar Rp4.012, meningkat 4% dibandingkan pada 31 Desember 2020.

Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan divisi jasa keuangan Grup, mencapai Rp20,5 triliun pada 30 Juni 2021, dibandingkan Rp7,3 triliun pada akhir 2020, yang disebabkan oleh kinerja penjualan yang membaik, serta realisasi belanja modal dan keperluan modal kerja yang lebih rendah. Jika volume penjualan terus membaik hingga akhir tahun, belanja modal dan modal kerja dapat mengalami peningkatan. 

Sementara, utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup Astra meningkat dari Rp39,2 triliun pada akhir 2020, menjadi Rp41,2 triliun pada 30 Juni 2021.

Kinerja per sektor membaik

Laba bersih ASII tercatat lebih rendah pada semester I-2021, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Meski demikian, kinerja masing-masing divisi tercatat mengalami peningkatan, kecuali divisi teknologi informasi yang mengalami penurunan.

Laba bersih dari divisi otomotif ASII tercatat naik 362% menjadi Rp3,3 triliun. Laba divisi ini melesat terutama karena dampak negatif pandemi terhadap kinerja divisi ini pada kuartal II-2020. Lonjakan laba bersih dari divisi ini juga disumbang oleh peningkatan volume penjualan pada semester I-2021, terutama pada segmen roda empat yang diuntungkan oleh insentif sementara pajak penjualan barang mewah.

Kemudian, laba bersih divisi jasa keuangan Astra International meningkat 2% menjadi Rp2,1 triliun selama semester I-2021, disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dan asuransi umum.

Di agribisnis, laba bersih divisi ini naik 66% menjadi Rp517 miliar, terutama disebabkan harga minyak sawit yang tinggi. Harga minyak kelapa sawit tercatat melesat 27% menjadi Rp10.274/kg.

Selanjutnya di divisi infrastruktur dan logistik, ASII mencatat laba bersih Rp91 miliar, dibandingkan dengan rugi bersih sebesar Rp88 miliar pada semester pertama tahun 2020. Laba bersih ini terutama disebabkan peningkatan kinerja dari bisnis jalan tol dan PT Serasi Autoraya (SERA).

Laba bersih dari divisi properti ASII juga meningkat sebesar 17% menjadi Rp83 miliar. Peningkatan ini terutama karena tingkat hunian yang lebih tinggi dan biaya operasional yang lebih rendah di Menara Astra.

Sementara, laba bersih dari divisi teknologi informasi Grup menurun 13% menjadi Rp14 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan pendapatan dari bisnis layanan perkantoran PT Astra Graphia Tbk., yang 76,9% sahamnya dimiliki perseroan.

Djony menuturkan, meskipun kondisi bisnis telah membaik, kinerja ASII masih akan menantang hingga akhir tahun ini. Mengingat, kinerja bisnis dan kepercayaan konsumen masih akan terdampak oleh situasi pandemi Covid-19 di Indonesia yang sangat memprihatinkan akhir-akhir ini.

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan