close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Dokumentasi PT Astra International Tbk. (ASII).
icon caption
Ilustrasi. Dokumentasi PT Astra International Tbk. (ASII).
Bisnis
Kamis, 27 Februari 2020 21:00

Astra International raup laba bersih stagnan Rp21,67 T di 2019

Pendapatan PT Astra International Tbk. (ASII) turun 1%.
swipe

PT Astra International Tbk. (ASII) meraup pendapatan sebesar Rp237 triliun pada 2019, atau turun 1% dari 2018. Sementara laba bersih Astra tahun 2019 mencapai Rp21,7 triliun, atau naik tipis 0,8% dari Rp21,67 triliun pada 2018.

Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto mengatakan kinerja grup selama tahun 2019 terimbas pelemahan konsumsi domestik dan rendahnya harga-harga komoditas.

"Prospek pada tahun 2020 masih menantang yang disebabkan ketidakpastian kondisi makro eksternal, kompetisi di pasar mobil serta harga-harga komoditas yang lemah," kata Prijono dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/2).

Penurunan pendapatan Astra, kata Prijono, disebabkan oleh penurunan pendapatan dari divisi otomotif dan agribisnis. Penurunan tersebut lebih besar daripada peningkatan pendapatan dari divisi jasa keuangan, infrastruktur dan logistik.

Astra mencatat penjualan sepeda motor selama tahun 2019 meningkat 3% menjadi 4,9 juta unit degan pangsa pasar 76%. Sedangkan penjualan mobil menurun 8% menjadi 536.000 unit pada tahun 2019.

Sementara, dari lini agribisnis, laba bersih dari grup ini anjlok 85% menjadi Rp186 miliar. Anak usaha Astra di bidang agribisnis, PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), membukukan penurunan laba bersih 85% menjadi Rp211 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan harga minyak kelapa sawit.

"Namun, kinerja grup diuntungkan dari peningkatan kinerja jasa keuangan dan kontribusi tambang emas grup yang baru diakuisisi," ujar Prijono.

Tercatat, laba bersih bisnis jasa keuangan grup Astra meningkat 22% menjadi Rp5,9 triliun. Peningkatan ini disebabkan oleh portofolio pembiayaan yang lebih besar dan perbaikan kredit bermasalah.

Rinciannya, bisnis pembiayaan konsumen grup mengalami peningkatan nilai pembiayaan sebesar 8% menjadi Rp87 triliun. Namun, total pembiayaan yang disalurkan oleh unit usaha pembiayaan alat berat, turun sebesar 18% menjadi Rp4,3 triliun.

Lalu, PT Bank Permata Tbk (Bank Permata), yang 44,6% sahamnya dimiliki Astra mencatat peningkatan laba bersih sebesar 66% menjadi Rp1,5 triliun. Selain itu, perusahaan asuransi umum Astra, mencatat peningkatan laba bersih sebesar 4% menjadi Rp1,1 triliun karena peningkatan keuntungan hasil investasi.

Kemudian, laba bersih grup dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi tercatat meningkat sebesar 1% menjadi Rp6,7 triliun. Peningkatan ini dikontribusi dari usaha tambang emas baru, yang diimbangi oleh penurunan penjualan alat berat dan kerugian pada bisnis kontraktor umum.

Adapun divisi infrastruktur dan logistik grup Astra mencatatkan laba bersih yang meningkat sebesar 49% menjadi Rp292 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari jalan-jalan tol yang telah beroperasi.

Sementara, utang bersih di luar grup perusahaan jasa keuangan Astra, mencapai Rp22,2 triliun pada 31 Desember 2019, meningkat dibandingkan dengan Rp13 triliun pada akhir tahun 2018. Peningkatan utang ini terutama disebabkan oleh tambahan investasi grup pada jalan tol dan Gojek, serta belanja modal pada bisnis kontraktor penambangan.

Untuk anak perusahaan grup segmen jasa keuangan, mencatat utang bersih sebesar Rp45,8 triliun pada 31 Desember 2019, dibandingkan dengan Rp47,7 triliun pada akhir tahun 2018.

Keluarnya laporan keuangan ini membuat saham Astra International terkoreksi 1,65% ke level Rp5.950. ASII tercatat memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp240,88 triliun.

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan