PT Asuransi Sinarmas MSIG Tbk. resmi melakukan pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini. Emiten yang mendapatkan kode LIFE ini merupakan perusahaan ke-27 yang tercatat melantai di bursa pada 2019.
Dalam penawaran umum perdana PT Sinarmas Multiartha Tbk sebagai pemegang saham perseroan melepas sebanyak 393 juta saham ke publik. Jumlah tersebut setara dengan 37,5% modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Jumlah ini berkurang dari jumlah saham yang ditawarkan ketika public offering sebesar 40%.
"LIFE menetapkan harga penawaran perdana saham mereka pada angka Rp12.100 per saham dengan total nilai Rp4,76 triliun," kata Presiden Direktur Sinarmas MSIG Hamid Hamzah di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (9/7).
Pada pembukaan perdagangan hari ini, saham LIFE dibuka menguat ke level Rp12.400 atau naik 2,48% dari harga awal Rp12.100. Terjadi frekuensi sebanyak 83 transaksi, dengan volume 1.035 lot dan dengan nilai Rp1,2 miliar.
Dalam prospektus Sinarmas MSIG, dijelaskan seluruh saham yang ditawarkan dalam penawaran umum ini merupakan saham milik pendiri, yaitu PT Sinar Mas Multiartha Tbk.
Dengan demikian, seluruh dana hasil penawaran umum akan diterima oleh PT Sinar Mas Multiartha Tbk. selaku pendiri. Artinya, Sinarmas MSIG tidak akan menerima dana hasil penawaran umum hari ini.
Untuk diketahui, pada 2018, premi bersih perseroan tercatat sebesar Rp4,35 triliun, naik dari Rp3,797 triliun pada 2017. Sementara total pendapatan mencapai Rp5,094 triliun.
Dari pendapatan tersebut, Perseroan membukukan laba Rp342,536 miliar pada 2018. Aset Perseroan tercatat Rp15,554 triliun pada 2018. Sementara untuk tahun 2019, Perseroan menargetkan premi bersih termasuk kontribusi produk syariah mencapai Rp6,287 triliun.
Fuji Finance IPO untuk biayai energi terbarukan
Selain Sinarmas MSIG, perusahaan yang bergerak di sektor finansial, PT Fuji Finance Indonesia Tbk. juga turut mencatatkan saham perdana mereka di bursa hari ini. Emiten yang mendapat kode FUJI ini menawarkan sejumlah 300 juta lembar saham mereka ke publik yang mewakili 23,08% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Dana hasil penawaran umum sebesar Rp33 miliar ini nantinya akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka ekspansi kredit perseroan. Selain itu, Direktur Utama FUJI Anita Marta mengatakan perseroan pada 2019 akan fokus pada pembiayaan bisnis terutama energi terbarukan pada sektor solar panel.
"Mungkin hampir seluruh belanja modalnya kita akan fokuskan ke sana (energi terbarukan) karena energi terbarukan merupakan sektor yang masih baru di indonesia dan kita harapkan di tahun ini trus berkembang," kata Anita.
Anita melanjutkan, jika energi terbarukan tersebut didukung dengan regulasi dari pemerintah, pihaknya akan menganggarkan dana Rp100 miliar untuk pembiayaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
"Dana Rp100 miliar tersebut sebagian akan berasal dari IPO dan sebagian murni dari modal kami. Seluruh dana IPO juga akan kamu gunakan murni untuk modal kerja," ujar Anita.
FUJI merupakan perusahaan ke-26 yang melantai di bursa tahun ini. Fuji menawarkan harga saham mereka sebesar Rp110 per lembar saham. Pada saat pembukaan perdagangan, saham FUJI dibuka naik ke level Rp187 atau sebesar 70% dan langsung mengalami auto reject atas.
Untuk diketahui, pendapatan perseroan pada 31 Desember 2018 adalah sebesar Rp5,39 miliar atau mengalami penurunan sebesar 45,18% atau Rp4,4 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp9,84 miliar. Penurunan ini disebabkan menurunnya pendapatan dari pembiayaan konsumen.
Sementara laba bersih tahun berjalan perseroan tahun 2018 adalah sebesar Rp2,35 miliar, mengalami penurunan sebesar 70,49% atau Rp5,62 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp7.98 miliar.