Perdagangan saham PT Trikomsel Oke Tbk. (TRIO) kembali dihentikan sementara (suspensi) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pembukaan perdagangan Rabu (17/7). Suspensi dilakukan karena harga saham emiten yang bergerak di bidang distribusi dan perdagangan ponsel tersebut naik 24,56%, dari Rp342 per unit pada penutupan perdagangan 12 Juli 2019 menjadi Rp426 per unit pada 16 Juli 2019.
Direktur Trikomsel Jason Aleksander Kardachi pada public expose insidentil TRIO menjelaskan pihaknya masih belum mengetahui penyebab melonjaknya harga saham mereka. Jason menduga kenaikan tajam ini didorong oleh langkah pemerintah yang akan membuat regulasi tentang International Mobile Equipment Identity (IMEI) untuk ponsel yang beredar di Indonesia.
"Kami melihat mungkin karena adanya ekspektasi dari masyarakat mengenai peraturan IMEI ini. Kami masih belum tahu peraturan tersebut seperti apa, dan sampai saat ini kami masih mengkaji dampaknya akan seperti apa," kata Jason di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kamis (18/7).
Untuk diketahui, perseroan anak usahanya memiliki jaringan ritel dengan cakupan yang luas di Indonesia. Toko ritel tekno yang dimiliki yakni OkeShop dan Global Teleshop. Perseroan menjual berbagai jenis perangkat telekomunikasi seluler (telepon seluler) dan aksesorisnya dari berbagai produsen internasional, yakni Nokia, Sony Ericsson, Apple, BlackBerry, Samsung, HTC, dan Lenovo.
Saham TRIO tak hanya sekali ini saja disuspensi. Sebelumnya, pada 15 Juli 2019, BEI menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham TRIO di seluruh pasar. Saham TRIO disuspensi setelah harganya melonjak 584%, dari Rp50 per lembar saham pada penutupan transaksi 1 Juli 2019 menjadi Rp342 per unit pada 12 Juli 2019.
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Saham BEI Lidia M Panjaitan, dalam keterbukaan informasi di BEI, Rabu (17/7) menjelaskan pembukaan suspensi saham TRIO akan dilakukan sampai dengan pengumuman bursa lebih lanjut.
Untuk diketahui, TRIO baru merilis laporan keuangan kuartal I-2019 mereka pada 2 Juli 2019 lalu. Dalam laporan tersebut, TRIO masih mengalami kerugian bersih sebesar Rp3,2 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, TRIO masih mencetak laba bersih sebesar Rp48,5 miliar.
Jason mengatakan kerugian tersebut karena penjualan ponsel di dua jaringan toko milik mereka, Oke Shop dan Global Teleshop mengalami penurunan. Kerugian tersebut diperparah dengan penutupan lima toko Oke Shop di kuartal I-2019. Dengan demikian, perseroan saat ini memiliki 76 toko Oke Shop dan 22 toko Global Teleshop yang tersebar di Indonesia.
"Kami masih mengusahakan adanya peningkatan working capital dan perseroan juga masih mencari strategic investor untuk pemenuhan working capital," ujar Jason.
Jason mengatakan perseroan akan melakukan private placement untuk mencari strategic investor ini.
Jason pun menjelaskan selama ini TRIO masih menggunakan belanja modal dengan jumlah minimum untuk paruh pertama 2019. TRIO belum melakukan ekspansi pembukaan toko baru sejak awal tahun.
"Kami masih mencoba mengeksplorasi kemungkinan bisnis baru, itu rencana kami. Tapi tergantung pada modal kami, itu yang masih kami pertimbangkan," tutur Jason.