PT Pertamina (Persero) berencana terus mengembangkan avtur dengan campuran minyak inti sawit. Setelah berhasil memproduksi avtur dengan kandungan minyak inti sawit 2,4% atau dikenal dengan Jet Avtur 2,4 (J2.4), Pertamina bakal mengembangkan lagi hingga ke J5, bahkan J100.
Lalu apakah permintaan pada crude palm oil (CPO) akan naik signifikan jika avtur minyak sawit dikembangkan hingga 100%? Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa mengatakan konsumsi avtur rata-rata pertumbuhannya kecil.
Konsumsinya rata-rata di 15,5-16,5 ribu kilo liter (kl) per tahun. Sehingga menurutnya sangat mungkin Pertamina mengembangkan avtur minyak sawit 100%.
"Jadi secara volume sangat mungkin Pertamina mengembangkan avtur dari CPO, apalagi teknologi untuk itu tersedia," ungkapnya kepada Alinea.id dikutip. Senin, (14/2).
Fabby menjelaskan dampak pada permintaan CPO tidak terlalu besar, 20-22 ribu kl per tahunnya. Jauh lebih kecil dari produksi CPO tahunan.
"Dan lebih kecil dari alokasi BBN yang mencapai 10 juta kl per tahun," jelasnya.
Rencana pengembangan avtur minyak sawit 100% disampaikan oleh Corporate Secretary PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI), Ifki Sukarya. Menurutnya, ketentuan untuk pengembangan produk bioavtur J5 tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015.
"Mengatur kewajiban pencampuran bahan bakar nabati dalam bahan bakar jenis avtur dengan persentase pada tahun 2025 bioavtur 5%," katanya kepada Alinea.id, Kamis (10/2).
Menurutnya, pertamina juga berencana untuk melakukan pengembangan produk J100 sebagai komponen campuran bioavtur.
"Yang akan dihasilkan pada proyek pengembangan TDHT Fase 2 Biorefinery Cilacap yang ditargetkan selesai pada awal tahun 2025," ujarnya.