close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pekerja menyiapkan gula pasir untuk disalurkan ke operasi pasar dan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Gudang Perum Bulog Sub Divisi Regional Tangerang, Kota Tangerang, Banten, Jumat (3/4/2020). Foto Antara/Fauzan/pras.
icon caption
Pekerja menyiapkan gula pasir untuk disalurkan ke operasi pasar dan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Gudang Perum Bulog Sub Divisi Regional Tangerang, Kota Tangerang, Banten, Jumat (3/4/2020). Foto Antara/Fauzan/pras.
Bisnis
Senin, 18 Mei 2020 17:18

Awal Juni, gula impor 28.200 ton bakal masuk Indonesia

Impor tersebut merupakan bagian dari total kuota sebanyak 50.000 ton.
swipe

Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik (Perum Bulog) memprediksi impor gula kristal putih tahap II sebanyak 28.200 ton akan masuk pada minggu pertama Juni 2020. Impor tersebut merupakan bagian dari total kuota sebanyak 50.000 ton.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan sebagian kuota impor gula sebanyak 21.800 ton gula telah masuk Indonesia melalui pelabuhan Tanjung Priok. Pasokan tersebut telah disebar oleh Bulog sejak 5 Mei lalu.

"Memang dari kebutuhan kita 250.000 ton, kuota kita hanya 50.000. Sekarang sudah masuk 21.800 ton, Insyaallah cukup sampai lebaran," kata Tri dalam bincang-bincang virtual dari Jakarta, Senin (18/5).

Menurut Tri, proses kedatangan impor gula sempat mengalami kendala. Pasalnya, negara asal impor gula, India, tengah melakukan lockdown.

Tri optimistis BUMN lain yang juga ditugaskan mengimpor gula seperti PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PT PPI), segera mendorong importasi gula agar kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi.

"Mudah-mudahan teman-teman BUMN lain seperti RNI, PT PPI juga segera masuk karena mereka juga punya kuota yang sama. Yang jelas untuk lebaran sudah kami pasok 21.800 ton, jadi cukup," tuturnya.

Adapun impor gula ini menurut Tri dilakukan karena saat ini Indonesia mengalami kekurangan pasokan (shortage) di tengah permintaan yang tinggi menjelang lebaran. Kekurangan pasokan dalam negeri ini disebabkan waktu panen tebu yang baru terjadi di akhir Mei hingga awal Juli.

"Yang biasanya giling di Maret-April, sekarang mungkin awal Juni. Jadi memang panen sebelum lebaran, padahal kita butuh sebelum lebaran," ujar Tri.

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan