Emiten rumah sakit PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) menyebut layanan perusahaan berangsur normal. Investor Relations Mitra Keluarga Karyasehat Aditya Wijaya mengatakan memasuki bulan Agustus, hampir 100% dokter kembali berpraktik seperti sebelum terjadinya Covid-19.
"Kami berinisiatif mengamankan sisi suplai atau dokter. Sejak Juni, perseroan telah melakukan persuasi ke dokter agar bisa kembali berpraktik secara normal sehingga di akhir Juni 2020, MIKA mencatat 75% dokter kembali berpraktik," ujar Aditya dalam Public Expose Live Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (24/8).
Upaya tersebut dilakukan untuk mengerek jumlah kunjungan pasien di seluruh jaringan rumah sakit milik MIKA. Aditya menuturkan, sejak kembalinya praktik dokter tersebut, kunjungan pasien tercatat naik sekitar 40%-50% untuk rawat jalan. Adapun untuk rawat inap, kata Aditya, meningkatkan jumlah kunjungan di segmen ini cukup menantang karena masih banyak orang yang takut melakukan rawat inap akibat Covid-19.
"Juli dan Agustus kami lihat perkembangan yang cukup baik, pertumbuhan trafiknya cukup stabil, sekitar 10% dibanding bulan-bulan sebelumnya," ucapnya.
MIKA sempat mengalami penurunan kunjungan pasien akibat pagebluk. Total pasien rawat jalan tercatat menurun 19,72% pada semester I-2020 menjadi 1,03 juta pasien, dari 1,28 juta pasien secara tahunan (year on year/yoy). Selain itu, total pasien rawat inap juga tercatat turun 11,43% menjadi 95.600 pasien pada paruh pertama 2020, dari 107.900 pasien secara tahunan.
Menurut Aditya, kunjungan pasien ke rumah sakit Mitra Keluarga terpantau turun pada April dan Mei. Di sisi lain, Covid-19 juga mengakibatkan dokter cenderung mengurangi jam praktik.
"Dokter yang mengurangi jam praktik terutama yang punya comorbid atau risiko terkait Covid-19 ini. Biasanya dokter senior, sehingga beberapa dokter cenderung mengurangi jam praktiknya," ujar Aditya.
Penurunan jumlah kunjungan itu berimbas terhadap lesunya kinerja perusahaan pada semester I-2020. Tercatat, pendapatan Mitra Keluarga turun 9,03% menjadi Rp1,44 triliun pada semester I-2020, dari Rp1,58 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Dampak secara langsung penurunan trafik ini adalah lesunya pendapatan kami pada kuartal II-2020," kata Aditya.
Untuk diketahui, pada kuartal II-2020, pendapatan emiten berkode saham MIKA ini anjlok 35,22% menjadi Rp566 miliar, dari kuartal I-2020 sebesar Rp874 miliar.