close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan P. Roeslani (tengah) saat konferensi pers terkait stok kebutuhan pokok di pasar induk Kramat Jati, Jakarta, Kamis (12/3/2020). Alinea.id/Nanda Aria.
icon caption
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan P. Roeslani (tengah) saat konferensi pers terkait stok kebutuhan pokok di pasar induk Kramat Jati, Jakarta, Kamis (12/3/2020). Alinea.id/Nanda Aria.
Bisnis
Jumat, 13 Maret 2020 11:37

Bahan baku menipis, pengusaha mulai lakukan efisiensi

Coronavirus membuat distribusi barang dari China terhambat.
swipe

Pengusaha mulai bersiap melakukan efisiensi produksi karena pasokan bahan baku mulai menipis. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan P. Roeslani mengatakan mewabahnya coronavirus membuat distribusi barang dari China terhambat.

Hal tersebut akhirnya memaksa pengusaha untuk mencari bahan baku dari importir selain China.  Sayangnya, Rosan melanjutkan, harga barang dari importir lain jauh lebih mahal dibandingkan produk Tiongkok. Dengan demikian, ongkos produksi bisa melonjak.

"Kalau kita lihat terjadi penurunan supply, demand, dan produksi. Terutama perusahaan yang bahan bakunya  dari China. Ini yang coba kita antisipasi. Kita cari ke pasar negara lain dan tidak mudah, karena harganya juga sudah mahal," katanya di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Kamis (12/3).

Rosan menjelaskan industri yang paling terdampak dari terhambatnya pasokan bahan baku dan barang modal adalah produk-produk elektronik, tekstil, dan produk farmasi, yang sebagian besar bahan bakunya mengandalkan impor dari China.

Di sisi lain, Rosan melihat situasi global yang serba tidak menentu ini menyebabkan permintaan di pasaran cenderung turun.

"Karena memang demand-nya lagi turun ya suplai jadi turun. Buat para pengusaha yang terdampak langsung, kita melakukan efisiensi dari banyak hal," jelasnya.

Namun demikian, Rosan memastikan efisiensi yang akan dilakukan oleh para pengusaha tidak mengarah kepada pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun, lebih kepada efisiensi proses produksi dari segi bahan baku dan biaya operasional lainnya. 

"Akan efisiensi tapi bukan pengurangan tenaga kerja. Karena itu harapannya pasokan rantai bahan baku tidak berhenti," ujarnya.

Rosan pun menuturkan saat ini sudah mulai terlihat tanda-tanda perbaikan perekonomian China. Pasalnya, sejumlah pabrik di Wuhan sudah mulai beroperasi. Dengan demikian, pasokan bahan baku industri akan kembali normal.

"Karena dari China sudah mulai mengirimkan barangnya lagi. Kalau istilahnya udara langit Wuhan sudah kotor lagi karena pabrik sudah mulai jalan lagi," jelasnya.

img
Nanda Aria Putra
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan