Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi yang masuk ke Indonesia hingga semester I-2021 mencapai Rp442,7 triliun atau 49,2% dari target investasi tahun ini yang sebesar Rp900 triliun.
“Sesungguhnya masa pandemi kepercayaan dunia usaha kepada Indonesia dalam menanamkan invetasinya itu sudah jauh lebih baik,” katanya saat rapat Kerja Bersama Komisi VI DPR, Senin (30/8).
Dia merinci, realisasi tersebut berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp214,3 triliun atau setara 48,4% dari total realisasi yang sudah masuk.
Kemudian, sisanya berasal dari aliran Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp228,5 triliun atau 51,6% dari target. Pertumbuhannya meningkat 16,8%.
“Dibandingkan periode yang sama di 2020 kita masih di bawah 50%,” ujarnya.
Bahlil pun menuturkan, tren investasi saat ini mulai meluas ke luar Jawa. Bukan tanpa alasan, ia menyebut, perkembangan pembangunan infrastruktur yang lebih baik jadi motif utamanya.
Di samping itu, pemerintah juga memberikan insentif lebih bagi yang membangun hilirisasi di luar Pulau Jawa.
Berdasarkan lokasi penempatan, aliran investasi di Pulau Jawa adalah sebesar Rp214,53 triliun atau 48,5% dari total investasi. Sedangkan investasi di luar Pulau Jawa mencapai Rp228,23 triliun atau 51,5% dari total investasi.
Adapun, berdasarkan negara asal, peringkat pertama yang berinvetasi di Indonesia adalah Singapura mencapai US$4,7 miliar sampai paruh pertama tahun ini. Lalu diikuti Hong Kong US$2,3 miliar, China US$1,7 miliar, Belanda US$1,3 miliar, dan Korea Selatan US$1,1 miliar.
Dari investasi ini pun disebut berhasil menyerap tenaga kerja mencapai 623.715 orang pada semester I-2021. Jumlahnya naik 10,06% dari 566.194 orang pada semester I-2020.