Realisasi investasi Indonesia pada 2022 disebut melewati target yang ditetapkan sebesar Rp1.200 triliun. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menjelaskan, realisasi investasi tahun lalu tercatat Rp1.207,2 triliun atau 106% dari target. Capaian ini naik secara tahunan 34% (yoy).
Realisasi investasi ini terdiri dari penerimaan modal asing (PMA) Rp654,4 triliun atau naik 44,2% (yoy) dan penerimaan modal dalam negeri (PMDN) Rp552,8 triliun atau naik 23,6%. Pada aspek penyerapan tenaga kerja, investasi yang masuk selama 2022 membuka 1.305.001 lowongan pekerjaan.
"Di tengah ketidakpastian global, tapi foreign direct investment (FDI) kita tumbuh 44,2%. Ini artinya, sebuah kepercayaan yang harus diakui, baik yang suka maupun tidak suka pada pemerintahan ini, bahwa realisasi investasi tumbuh itu adalah dampak dari pemerintahan Bapak Jokowi sekaligus trust bagi para investor yang masuk ke Indonesia," tuturnya dalam konferensi pers realisasi investasi triwulan IV-2022, Selasa (24/1).
Bahlil menguraikan, sebesar 47,3% atau Rp570,9 triliun dari total investasi selama 2022 berada di Pulau Jawa. Luar Jawa mendominasi dengan 52,7% atau Rp636,3 triliun.
Industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya menjadi sektor yang paling dilirik investor asing dan dalam negeri pada 2022 karena PMA dan PMDN mencapai Rp171,2 triliun. Tertinggi kedua sektor pertambangan senilai Rp136,4 triliun.
Ketiga, transportasi , gudang, dan telekomunikasi sebesar Rp134,3 triliun. Keempat, perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp109,4 triliun. Kelima, industri kimia dan farmasi sebanyak Rp93,6 triliun.
Bahlil menambahkan, Jawa Barat (Jabar) menjadi provinsi yang paling banyak mendatangkan PMA dan PMDN dengan capaian Rp174,6 triliun. Selanjutnya, DKI Jakarta (Rp143 triliun), Sulawesi Tengah (Rp112,2 triliun), Jawa Timur (Rp110,3 triliun), dan Riau (Rp82,5 triliun).
Singapura menjadi negara dengan PAM tertinggi menyusul nilai investasi yang digelontorkannya US$13,3 miliar. Posisi berikutnya ditempati China dengan US$8,2 miliar, Hong Kong US$5,5 miliar, Jepang US$3,6 miliar, dan Malaysia US$3,3 miliar.
"Malaysia ini sebenarnya investasi sebagiannya dari Korea (Lotte) yang investasinya ada di Banten, mencapai kurang lebih US$4,2 miliar. Sehingga, ini jadi hub," ujar Bahlil.