close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers di Istana Negara, Jumat (13/1/2023). Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden
icon caption
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers di Istana Negara, Jumat (13/1/2023). Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden
Bisnis
Jumat, 13 Januari 2023 16:16

Bahlil umumkan produksi baterai listrik Indonesia dimulai pada 2024

Pemerintah akan melakukan pembatasan terhadap pembangunan smelter yang tidak berorientasi pada pembangunan green energy.
swipe

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, mengaku optimis pembangunan industri kendaraan listrik dan ekosistem baterai kendaraan listrik bisa rampung di 2024. Sehingga, harapannya di semester I-2024, Indonesia sudah bisa memulai produksi baterai listrik.

“Direncanakan 2024 produksi kita sudah berjalan di semester awal yang dibangun oleh LG di Karawang,” kata Bahlil dalam konferensi pers di Istana Negara, Jumat (13/1).

Untuk ekosistem dari hulu ke hilir antara Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) dan LG, di tahun ini sudah mulai dibangun. Sehingga pemerintah akan melakukan pembatasan terhadap pembangunan smelter yang tidak berorientasi pada pembangunan green energy.

“Ini sebagai bentuk dari kepedulian pemerintah dalam melakukan penataan terhadap pembangunan produk yang berorientasi pada green energy atau green industry,” ujarnya.

Bahlil juga bilang, pemerintah masih menggodok formulasi sweetener atau pemanis yang sesuai di Indonesia.

“Kita lagi atur formulasi tentang sweetener, model apa yang pantas dan kompetitif yang bisa kita bangun. Tujuannya agar bisa memberikan penciptaan lapangan kerja,” tutur Bahlil.

Hal ini seperti yang telah dilakukan oleh beberapa negara lain di ASEAN, seperti Thailand yang memberikan pemikat usaha agar industri kendaraan listrik bisa di bangun di sana. Tak hanya itu, Bahlil juga mewanti-wanti agar pasar Indonesia yang besar justru terpenetrasi oleh negara lain dengan produk-produk mereka. Selain itu Indonesia juga terus didorong untuk melakukan penetrasi pasar ekspor.

“Kita harus penetrasi pasar ekspor. Oleh karena itu, BUMN juga tadi disampaikan untuk melakukan penyiapan infrastruktur yang lain,” ucapnya menambahkan.

Sebagai informasi, pemerintah telah menerbitkan peta jalan (roadmap) pengembangan industri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Tahun 2020 tentang Spesifikasi Teknis, Roadmap EV dan Perhitungan Tingkat Kandungan Lokal Dalam Negeri (TKDN).

Selain itu pemerintah juga menargetkan adanya produksi baterai kendaraan listrik di 2030 hingga 600.000 unit untuk kendaraan roda empat atau lebih, dan 2,45 juta unit untuk kendaraan roda dua. Sedangkan untuk pembelian kendaraan listrik untuk roda empat ditargetkan mencapai 132.983 unit dan 398.530 unit untuk kendaraan listrik roda dua. 

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan