Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menegaskan, Indonesia akan turut terdampak resesi global pada 2023. Meski demikian, dirinya optimistis RI dapat melewatinya dengan baik mengingat kondisi saat ini masih positif.
"Kondisi Indonesia kalau bisa dijaga dengan baik, maka akan baik-baik saja menghadapi resesi," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, pada Jumat (28/4).
Bahlil mengungkapkan, 2023 merupakan tahun penuh tantangan bagi dunia investasi. Tantangan tersebut dipengaruhi kondisi internal dan eksternal Indonesia.
"Pertama, tahun ini kita masuk di tahun politik yang kalau insyaallah jadi pemilu, tentu pastinya akan terjadi wait and see," ucapnya.
Lalu, faktor geopolitik global yang masih tidak baik-baik saja. Hal itu memengaruhi kredit macet di Amerika Serikat (AS), seperti yang terjadi pada Silicon Valley Bank (SVB), dan di Swiss sehingga berimbas terhadap pertumbuhan ekonomi di AS dan Eropa.
"Ditambah lagi dengan ketegangan perang Rusia dan Ukraina yang enggak tahu kapan kelarnya," kata dia.
Bahlil melanjutkan, ketegangan juga meluas seiring kian panasnya hubungan antara China dengan Taiwan. Oleh karena itu, dirinya berdoa agar perang yang terjadi bisa terselesaikan dengan baik.
"Kita doakan agar semuanya terselesaikan dengan baik. Sehingga, pengaruh ekonomi global tidak menjadi momok bagi kita semua," tuturnya.
Di sisi lain, Bahlil mengungkapkan, realisasi investasi Indonesia pada triwulan I-2023 mencapai 23,5% atau setara Rp328,9 triliun dari total target Rp1.400 triliun. Capaian ini naik 16,5% dibandingkan triwulan I-2022. Realisasi investasi tersebut turut menyerap 384.892 tenaga kerja dari dalam negeri.