Klub sepak bola Bali United berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kuartal II tahun ini. Dengan demikian, Bali United akan menjadi klub sepak bola pertama yang melantai di pasar modal.
CEO Bali Bintang Sejahtera Yabes Tanuri mengungkapkan, rencana initial public offering (IPO) ini dilakukan atas permintaan pendukung Bali United yang menginginkan klubnya lebih terbuka. Selain itu, perusahaan juga berharap perusahaan menjadi lebih baik dari segi keterbukaan informasi.
"Banyak yang menanyakan. Bukan hanya kapan IPO. Tapi fans juga menanyakan mengenai angka ini dan itu. Dipikir-pikir kalau mau terbuka, terbukalah sekalian. Biar sekalian mereka mempunyai rasa memiliki yang lebih lagi kepada Bali United," kata Yabes di Gedung BEI, Selasa (26/2).
Selain itu, Yabes mengharapkan, aksi korporasi ini bisa membawa citra klub sepak bola Indonesia semakin baik seiring dengan adanya kewajiban keterbukaan informasi.
Perusahaan berencana melepas 33,3% saham dengan target dana perolehan senilai Rp300 miliar. Adapun penggunaan dana IPO akan digunakan untuk modal kerja serta pembelian pemain baru. "Kalau prestasi baik, mungkin tidak perlu pembelian pemain yang signifikan," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan Bali Bintang Sejahtera Yohanes Ade Bunian Moniaga, mengatakan dana hasil IPO akan digunakan untuk investasi dan modal kerja.
"40% untuk investasi, sisanya modal kerja. Sedangkan IPO sekitar April atau Mei 2019," kata Yohanes.
Yohanes mengatakan penggunaan dana IPO juga berpeluang digunakan untuk menjual dan membeli pemain, pembelian equipment atau peralatan, perbaikan stadion, dan keperluan mendanai anak perusahaan.
Perusahaan telah menunjuk PT Kresna Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.