Kementerian Perhubungan menargetkan Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo bisa beroperasi pekan depan. Bandara ini juga dipastikan sudah bisa dipakai untuk mendaratkan pesawat berbadan lebar (wide body), seperti jenis Boeing 777 dan Airbus 380.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya sudah mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan penerbangan pertama di Bandara Internasional Yogyakarta tersebut pada pekan depan.
“Waktunya, kami persilakan kepada Presiden," kata Budi di Yogyakarta, Rabu (24/4).
Lebih lanjut, Budi mengatakan Kemenhub telah membangun terminal dengan kapasitas sekitar 10.000 penumpang. Angka ini sudah disesuaikan dengan trafik penerbangan di Bandara Kulon Progo yang diprediksi mencapai 50 penerbangan per hari.
Selain itu, kata Budi, Kemenhub juga tengah mengkaji penerbangan di Bandara Internasional Yogyakarta untuk Lebaran 2019 nanti. Rencananya, ada beberapa penerbangan dari Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta yang dipindahkan ke Bandara Internasional Yogyakarta, mengingat jumlah pemudik akan mengalami lonjakan.
"Kalau setiap hari bisa 50 kali penerbangan, 25 kali untuk penerbangan domestik dari Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta dialihkan ke sini," ujar Budi.
Untuk itu Kemenhub memberikan kesempatan penerbangan dari luar Jawa ke Bandara Internasional Yogyakarta.
Peningkatan pariwisata
Di sisi lain, Budi mengungkapkan pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta merupakan upaya pemerintah mengembangkan pariwisata lewat program empat Bali Baru, yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Yogyakarta), Mandalika (NTB), dan Labuan Bajo (NTT).
Bandara Internasional Yogyakarta, sangat dekat dengan Borobudur, sehingga bisa menjadi satu kekuatan. Artinya, wisatawan mancanegara yang selama ini ke Indonesia melewati Bandara Soekarno-Hatta, sekarang bisa langsung lewat Bandara Internasional Yogyakarta.
"Kami sudah berkomunikasi dengan Ngarso Dalem (Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat), DIY akan 'meledak', baik sebagai tujuan wisata yang sama bagusnya dengan Bali. Persiapan-persiapan pariwisata yang sudah siap menjadi kunci penting," kata Budi.
Untuk itu, lanjut dia, Kemenhub mengintensifkan komunikasi dengan Pemkab Kulon Progo, dan Pemda DIY, serta pemangku kepentingan lain mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut wisatawan mancanegara.
"Kami menyediakan bandara, tetapi aksesibilitas ini harus terkoneksi dengan baik. Tahap pertama menggunakan kereta api dari Stasiun Tugu ke Wojo selama 45 menit dilanjutkan naik bus dari Stasiun Wojo ke bandara selama 10 menit," kata Budi Karya.
Ke depan, lanjut dia, berdasarkan saran dari Ngarso Dalem, Kemenhub akan membangun jalur kereta api langsung dari Yogyakarta ke Bandara Internasional Yogyakarta yang ditargetkan selesai akhir 2020.
"Harapannya pengguna jasa penerbangan lebih nyaman. Selain kereta api, kami juga menyiapkan Bus Damri," katanya.
Integrasi dengan kereta
Sementara itu, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memastikan sarana dan prasarana kereta untuk melayani penumpang bandara baru Yogyakarta sudah siap beroperasi.
“Infrastruktur semuanya sudah siap karena jalur yang digunakan adalah jalur lama. Kereta sudah bisa dioperasionalkan sesuai dengan operasional bandara baru,” kata Direktur Utama KAI Edi Sukmoro.
Sesuai perencanaan, Edi mengatakan, KAI menyiapkan enam jadwal perjalanan kereta bandara dengan rute Stasiun Maguwo menuju Stasiun Wojo.
Untuk saat ini, Stasiun Wojo adalah stasiun terdekat dari bandara yang sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, termasuk shuttle bus untuk mengantar penumpang menuju bandara.
Jarak antara Stasiun Wojo dengan bandara baru tidak terlalu jauh, yaitu sekitar 10-15 menit perjalanan menggunakan bus.
Sementara itu, kereta yang disiapkan untuk melayani penumpang menuju bandara baru adalah rangkaian kereta Solo Ekspres ditambah satu rangkaian kereta Solo Ekspres yang memang setiap hari melayani rute Solo-Kutoarjo.
Edi menambahkan, masih ada 37 rangkaian kereta lain yang setiap hari melewati jalur tersebut. “Jika dibutuhkan untuk mendukung angkutan penumpang ke bandara, maka bisa saja dicari kereta mana yang bisa berhenti di stasiun ini,” katanya.
Edi mengatakan, layanan kereta bandara di masa yang akan datang akan terus ditingkatkan guna mempermudah akses ke bandara yaitu membangun jalur kereta ke bandara dari Stasiun Kedundang. (Ant)