Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meninjau pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, Kamis (29/8).
Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi menjelaskan kepada Jokowi mengenai dampak positif pembangunan bandara yakni meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kulon Progo dan Yogyakarta secara signifikan.
Pada 2018, pertumbuhan ekonomi Kulon Progo hanya berkisar pada 5,2%. Namun, Juni 2019, pertumbuhan ekonomi langsung melesat ke 10,6% atau setelah beroperasinya Bandara Yogyakarta pada 6 Mei 2019. Faik menyebut bandara ini juga menurunkan pengangguran di Kulon Progo, yang awalnya sebesar 3,7% pada 2015, turun menjadi 1,4% pada 2018.
“Pembangunan bandara ini menyerap tenaga kerja konstruksi proyek, pada saat awal pembangunan bandara mampu menyerap tenaga kerja 6.800 orang,” kata Faik di Yogyakarta, Kamis (29/8).
Selain itu, kata Faik, pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta ini juga mendukung pengembangan pariwisata dan potensi daerah lain karena terletak di posisi yang sangat strategis yaitu berada di tengah Pulau Jawa.
Faik Fahmi memaparkan kepada Presiden Jokowi dan rombongan, bahwa Yogyakarta International Airport dapat didarati pesawat besar jenis Boeing 777 dan airbus. Sehingga penerbangan luar negeri bisa langsung mendarat ke Yogyakarta International Airport tanpa harus transit di Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang) atau Bandara Ngurah Rai (Bali).
"Pesawat besar dari Tiongkok, Jepang, dan Korea bisa langsung mendarat di Yogyakarta International Airport," kata Faik.
Di samping itu, Faik menyebut, adanya terminal kargo juga dapat mendukung jalur logistik wilayah Jawa, khusus Jawa Tengah dan rencananya dibangun Kargo Village.
Sejak dioperasikan terbatas pada 6 Mei 2019, jumlah penumpang di BIY terus meningkat. Pada Mei, jumlah penumpang sebanyak 2.935 orang, Juni sebanyak 27.717 orang, dan Juli sebanyak 27.585 orang.
Jumlah pesawat yang mendarat dan terbang di BIY/YIA juga meningkat. Pada Mei sebanyak 62 penerbangan, Juni sebanyak 290 penerbangan dan Juli 280 penerbangan. Maskapai yang telah beroperasi di BIY yakni Batik Air, AirAsia, Citilink, dan Lion Air.
"Pengalihan bertahap penerbangan dari Bandara Adisutjipto ke Yogyakarta International Airport rencananya dimulai pada Desember 2019," katanya.
Target 20 juta penumpang
Sementara itu, Presiden Jokowi optimistis Bandara Internasional Yogyakarta ini akan mampu menampung hingga 20 juta penumpang per tahun.
"Ya, ini betul-betul sebuah bandara yang sangat besar, terminalnya 219.000 meter persegi," kata Presiden Jokowi usai meninjau pembangunan terminal keberangkatan internasional bandara itu, Kamis.
Ia menyebutkan jumlah itu meningkat drastis dibanding bandara lama atau Bandara Adisutjipto)yang hanya mampu menampung 1,8 juta penumpang per tahun.
"Jadi bayangkan. Ini akan diselesaikan Desember kemudian plus nanti dihubungkan dengan kereta, selesai Maret, Lebaran sudah bisa operasi full 100 persen," katanya.
Presiden juga menyebutkan bandara itu akan terkoneksi dengan semua moda transportasi, kereta, dan tol. Terpenting, lanjut dia, tambahan slot yang sangat besar itu akan diberikan kepada penerbangan luar negeri sehingga semakin banyak turis yang datang ke Indonesia khususnya Yogyakarta dan sekitarnya. (Ant)