close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Pixabay
icon caption
Ilustrasi. Pixabay
Bisnis
Senin, 22 Februari 2021 15:13

Keengganan bank turunkan bunga kredit, bikin ekonomi tak kondusif

Padahal, BI telah memangkas tingkat suku bunga acuan hingga ke level 3,5%.
swipe

Asisten Gubernur Bank Indonesia (BI) sekaligus Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Juda Agung menegaskan, sikap perbankan yang belum menurunkan bunga kredit, menjadi salah satu penyebab tidak kondusifnya situasi perekonomian saat ini. 

Padahal, BI telah memangkas tingkat suku bunga acuan hingga ke level 3,5%. Kebijakan BI itu tidak akan terasa, jika bunga kredit perbankan masih tinggi. 

Dia menjelaskan, bank yang masih bertahan dengan tingkat suku bunga dasar kredit (SBDK) yang tinggi, menciptakan spread atau margin yang lebar dengan tingkat suku bunga acuan BI. 

"Artinya bank-bank berupaya mendapatkan spread lebih tinggi dalam situasi sekarang. Sebenarnya ini tidak kondusif bagi perekonomian. Dengan suku bunga turun harusnya mendorong ekonomi segera pulih," katanya dalam video conference, Senin (22/2).

Dengan margin yang kelewat tinggi tersebut, upaya untuk mendorong pemulihan ekonomi lewat permintaan kredit mampat, karena masyarakat menjadi enggan mengambil kredit.

"Ini jadi salah satu faktor orang masih ragu untuk meminta kredit dari bank, karena suku bunganya masih cukup tinggi," ujarnya.

Dia pun menduga, sikap keras kepala perbankan yang ingin mempertahankan tingkat SBDK tetap tinggi adalah untuk menangguk untung dari situasi yang ada. 

Adapun, tercatat tingkat suku bunga kredit perbankan saat ini berada di kisaran 9% hingga 10%.
 
"Bank mencoba mendapatkan keuntungan yang lebih di saat seperti ini," ucapnya.

img
Nanda Aria Putra
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan