PT Bank Danamon Tbk. (BDMN) sebagai salah satu kreditur mulai melakukan pembahasan untuk mencari skema restrukturisasi utang Duniatex Group.
Direktur Bank Danamon Dadi Budiana mengatakan peran Bank Danamon di Duniatex Group sangat kecil. Dadi mengatakan eksposur kredit yang diberikan Bank Danamon ke Duniatex sangat kecil diabndingkan dengan total pinjaman.
"Peran Bank Danamon ini sangat kecil. Agak sulit bagi kami berkomentar," kata Dadi di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (7/10).
Dadi mengatakan pihaknya bahkan tak menjadi 15 besar kreditur untuk grup Duniatex. Adapun mengenai jumlah eskposur Bank Danamon kepada Duniatex, Dadi enggan mengungkapkan jumlah tersebut.
Namun, berdasarkan data dari Debtwire per 25 Juli 2019, Bank Danamon memiliki eksposur sejumlah US$15 juta atau setara dengan Rp217 miliar ke Duniatex Group. Eksposur tersebut diberikan kepada anak usaha Duniatex, PT Dunia Setia Sandang Asli Textile (DSSAT).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bank Danamon Muljono Tjandra mengatakan Duniatex telah masuk kolektabilitas 2 sejak bulan Juli lalu.
"Ketika mereka mengumumkan gagal bayar per Juli, semua kreditur saya kira statusnya sama dari sisi kolektabilitas," ujar Muljono.
Untuk diketahui, Duniatex merupakan produsen tekstil terbesar di Indonesia dan pabrik-pabriknya berlokasi di sejumlah daerah di Jawa Tengah dengan karyawan mencapai sekitar 45.000 orang. Persoalan keuangan yang dihadapi Duniatex Group disebabkan keterlambatan pembayaran bunga dan utang pokok kredit anak usaha PT Delta Dunia Sandang Tekstil (DDST) sebesar US$13,4 juta yang berasal dari sindikasi bank.
Pada 16 Juli 2019, lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P) memangkas rating PT Delta Mandiri Dunia Textile (DMDT) anak usaha Duniatex dari BB- menjadi CCC-. S&P dalam rilisnya mengatakan DMDT menghadapi permasalahan likuiditas yang serius.
Selain itu, perang dagang antara Amerika Serikat dan China juga turut memengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Selain terkena dampak dari perang dagang, S&P juga mengatakan DMDT juga terkena imbas dari pemilu 2019 yang memperlemah permintaan domestik.
S&P memprediksi DMDT juga tak bisa membayar pinjaman sindikasi sebesar US$5 juta yang akan jatuh tempo pada September 2019.
S&P juga mengatakan mereka bisa saja mengurangi lagi peringkat perusahaan ke level Selective Default (SD) jika perusahaan tak mampu membayar obligasi mereka tepat waktu. S&P juga bisa saja memangkas lagi peringkat perusahaan menjadi D jika Duniatex Grup memasukkan DMDT dalam skema restrukturisasi utang.